Menelusuri Seni Graffiti: Bukan sekedar Nyoret Tembok

Menelusuri Seni Graffiti: Bukan sekedar Nyoret Tembok

Gambar bukan sekedar semprot aja!

Menelusuri Seni Graffiti, Sore itu dua hari menjelang bulan Ramadhan. Saya sedang membeli makanan ringan di salah satu super market di sekitar Jakarta Selatan.

Sehabis membeli makanan ringan. Saya nggak langsung pulang ke Kost, tapi menikmati minuman ringan dan roti tepat di depan mini market.

“Permisi bang, bisa numpang duduk?” tanyaku pada seorang pemuda yang sudah lebih dahulu duduk, ketika saya masuk ke minimarket tersebut.

Wajahnya nggak muda juga sih, berkumis. Tapi tampilannya cukup nyeni, pakai topi, baju kaos polo biru dan menggunakan celana jeans. Rambutnya Gondrong pake kacamata, yang menarik karena beberapa bagian tubuh dan pakaiannya penuh dengan cat berwarna warni. Nampak seperti habis kena cat semprot.

“Abang lagi kerja gambar dinding itu ya?” . Saya coba memberanikan diri dan yakin bahwa pemuda yang ada depan saya yang sedang menikmati kopi hitam. Sesekali mengisap rokok dji sam soe itu yang ngerjain gambar. Nampak sekali bahwa pemuda ini adalah seniman (gumamku)

“Iya pak, saya lagi ngegambar dinding itu” sambil menunjuk dinding yang bergambar dua ekor harimau yang saling berdampingan. Nampaknya gambar itu belum selesai, namun karakternya sudah nampak ‘Kurang lebih masih 20 persen lagi pak, gambar itu selesai” . Lanjut pemuda itu sambil menikmati isapan rokoknya.

“Wah keren ya bang, emang sudah berapa hari ngerjain gambar itu bang?” tanyaku penasaran “Baru seminggu pak. Itupun terhalang karena kemarin Jakarta terus terguyur hujan” jawabnya mulai akrab.

“Berarti udah lama ya bang, kerja ngegambar dinding kayak gini?” tanya ku lagi “Iya pak, saya menekuni gambar dinding semacam ini atau orang nyebutnya Gambar Graffiti kurang lebih 10 tahun”

Baca Juga : Tren Ragam Hias Islami? Estetika dan Makna yang Terlupakan?

Seni Jalanan penuh ekspresi

Memang menurut beberapa bahan bacaan yang saya tahu seni gambar graffiti itu sangat fleksibel terhadap pengguaan media. Mereka tidak butuh kanvas untuk menuangkan ide dan gambar yang ingin mereka buat.

Cukup ada tembok kosong yang luas, atau gerbong yang nggak berguna. Atau tembok gedung yang tidak termanfaatkan, merupakan media yang terbaik bagi seniman graffiti.

Menelusuri Seni Graffiti. Buat seniman Graffiti. Setiap tembok kosong dan tidak termanfaatkan merupakan peluang besar untuk menunjukkan karya mampu memberikan suasana berbeda dari dinding tersebut.

“Biasanya saya menggambar ini, sesuai dengan pesanan aja. Tapi pada prinsipinya, orang yang memesan itu memberikan kebebasan ekspresi dari temanya. Misalkan pesanannya tema laut atau tema perkotaan. Yah saya mencoba untuk mewujudkan ide tersebut. Sesuai dengan media temboknya” cerita abang seniman graffiti tersebut.

Warna Ngejreng dan Dinamis

“Kalo kita ngomongin graffiti, yang terbayang pada benak kita itu, warna yang mencolok, yang nge-blend serta bentuk-bentuk yang liar” cerita pemuda itu penuh semangat. “jadi selain gambar yang manerik, seni graffiti itu terkadang menampilkan gambar yang membuat orang penasaran” lanjutnya.

“Maksudnya gambar gimana bang yang bikin orang penasaran?” tanyaku penuh antusias sambil menikmati minuman ringan yang saya beli di supermarket itu.

“Soalnya ada saja ide seniman graffiti itu ngegambar yang unik. Bahkan secara visual nggak kita ngerti apa maksudnya, abstrak juga nggak tapi realistis juga nggak sampai kesitu. Intinya gambarnya harus perhatiin baik-baik, baru kita ngerti maksudnya” Sambil membakar rokok yang sudah habisin 3 batang.

“Selain itu, bisanya kami menggunakan warna yang ngejreng dan tema yang dinamis, mengapa itu sering kita pakai, karena dinding itu kalo nggak ngejreng pasti nggak menarik” pemuda itu jelasin dengan antusias. “Bahkan cat semprot yang kita gunakan juga harus yang berkualitas, karena kalo nggak berkualitas, pasti hasilnya buram. Lanjutnya.

“Permisi pak, mau kerja dulu” lelaki itu meminta ijin ke saya untuk melanjutkan pekerjaannya, saya melihat secangkir kopi dan 3 batang rokok menemani diskusi ringkas kamu.

“oya, bang, maaf siapa namanya bang?” tanyaku sebelum dia bergegas menuju tembok untuk melanjutkan pekerjaan menggabar tembok itu.

“Ridiyanto, tapi biasa orang manggil saya “Mas Gondrong” jawabnya singkat.

Selama kurang lebih setengah jam, kami berdua ngobrol menelusuri seni graffiti, ternyata banyak hal yang mngkin saya pribadi salah kaparah tentang karya seni ‘jalan ini’

Jenis-Jenis Graffiti

Tagging

Taging ini biasa bilang level dasar dalam grafiti bentuknya, simple cuman tanda tangan atau nama alias seniman dengan gaya khas jangan salah meski kelihatan cuman coretan nama pagi punya makna besar.

Taging ini semacam tanda gambar simpel yang meninggalkan tag di berbagai sudut kota dan akhirnya bikin tren graffiti makin meledak.

Throw-up

Kalau taqing masih terkesan kecil dan sederhana throw-up mulai masuk di level yang lebih serius biasanya pakai huruf tebal di isi dengan warna dasar dan garapannya dengan cepat biar nggak ketahuan.

Terutama kalau tempatnya ilegal ini gaya favorit buat mereka yang pengen ninggalin jejak lebih besar tapi tetap bisa kabur dalam hitungan menit ciri khasnya hurufnya besar warnanya mencolok dan seringkali ada outline-nya tebal biar makin kelihatan dari jauh.

Wildstyle

Nah kalau kita udah ngomongin wildstyle ini adalah graffiti yang lebih kompleks dan ngak bisa kebaca sembarangan orang, hurufnya full saling menyambung.

Bentuknya abstrak dan biasanya penuh efek tiga dimensi atau panah-panah yang bikin makin rumit. Ini bukan sekedar graffiti, tapi gambar visual yang butuh skill tinggi buat bikinnya dan termasuk membacanya agak susah biasanya ini jadi tanda kalau sang seniman yang ngegambar udah profesional.

Mural

Kalau graffiti biasanya identik dengan huruf, maka mural lebih fokus ke gambar. Bentuknya bisa macam-macam dari potret wajah sampai pemandangan. Seringkali membuatnya secara legal dan malah jadi daya tarik suatu kawasan.

Contohnya banyak mural-mural keren pada dinding-dinding, gedung-gedung yang bikin suasana kota jadi lebih hidup dan yang lebih artistik.

Stencil

Stentil adalah teknik graffiti yang pakai cetakan atau pola untuk bikin gambar lebih cepat dan presisi. teknik graffiti ini sering berisi kritikan sosial ini hampir selalu pakai stensil biar hasilnya rapi dan bisa tereksekusi dengan cepat. Jadi kalau graffiti lain butuh skill tinggi,teknik stencil lebih fokus pada kecepatan dan detail.

Tantangan Graffiti di era Modern

Menelusuri Seni graffiti saat ini udah berkembang jauh dari sekedar coretan di tembok menjadi bentuk seni yang diakui banyak orang. Tetapi meskipun makin populer graffiti masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah batasan hukum.

Di banyak tempat graffiti masih menganggap sebagai vandalisme terutama kalau membuatnya tanpa izin. Seniman graffiti seringkali harus bekerja dalam bayang-bayang menghadapi resiko tertangkap atau di denda.

Padahal nggak sedikit karya graffiti yang justru memperindah kota dan menyampaikan pesan sosial yang kuat.

Selain itu, graffiti juga harus bersaing dengan teknologi digital. Pada era media sosial dan seni digital karya-karya visual membuat dan menyebarkannya tanpa batasan fisik. Hal ini bikin graffiti tradisional harus segera beradaptasi.

Banyak seniman grafiti yang menggabungkan teknik graffiti dengan desain digital. Belum lagi tantangan dari komersialisasi seni jalanan di mana beberapa seni graffiti mulai masuk ke dunia bisnis dan industri sehingga muncul perdebatan keberadaannya!

Perdebatannya apakah graffiti tetap murni sebagai seni jalanan atau berubah menjadi komoditas industri grafis.

Tantangan-tantangan ini bikin dunia graffiti semakin dinamis dan menuntut para senimannya untuk terus berinovasi dan menghasilkan karya-karya yang hebat.

Your Attractive Heading

3 Responses