Aneka Motif Ragam Hias dan Filosofi Batik Madura

posted in: TRADISI | 5
Aneka motif ragam hias dan filosofi batik madura

Sejarah Awal Batik Madura

Aneka motif ragam hias Ada banyak motif batik Madura yang terkenal di Indonesia, terutama di Jawa Timur. Batik Madura konon sudah ada sejak awal abad ke-17.

Batik diperkenalkan sejak masa kerajaan Pamekasan pada Pamelingan Pengenalan pertamanya oleh Pangeran Ronggosukowati Keraton Mandilaras dan kemudian diperkenalkan ke masyarakat Pamekasan

Sekarang, karena wisata di Jawa Timur semakin meningkat, Madura juga menjadi salah satu tempat kunjungan yang menarik. Makanan favorit saya adalah bebek goreng dengan sambal khas Madura, yang sangat lezat biasanya warnya agak kehitaman.

Sahabat Indonesia, buat kamu yan mncintai dunia batik perlu juga menengok hasil pembatik orang Madura

Kalau sebelumnya kamu hanya mengenal Batik Jogja, Batik Solo atau Pekalongan, padahal ada juga yang memiliki ragam hias yang cukup unik dan iconik, yakni Batik Madura.

Adanya kesamaan motif kain batik Madura dan Yogyakarta bisa terjadi akibat adanya hubungan darah antara raja Mataram dengan para pemangku adat Madura

Orang-orang yang mempelopori penggunaan batik Madura berpusat di tiga kabupaten, yaitu Bangkalan, Pamekasan, dan Sumenep

Nah, sejak saat ini, secara umum masyarakat Madura mulai menggunakan Batik sebagai pekaian resmi maupun untuk keseharian mereka termasuk untuk oleh-oleh khas Madura

Baca juga: Stereotip Ragam Hias

Mengenal Budaya Sosial Madura

Dalam wikipedia menuliskan bahwa, bagi orang Madura sangat kokoh menjaga harga diri dalam kehidupan mereka.

Orang Madura memiliki sebuah filofosi hidup “lebbi bagus pote tollang, atembang pote mata” Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata), namun harus mengartikannya sebagai hal yang positif, arti umumnya adalah harga diri.

Sahabat Indonesia, pasti mengenal Carok jika kita membicarakan Madura. Tradisi carok pada masyarakat Madura lambat laun melemah seiring dengan terdidiknya kaum muda di pelosok desa, carok sebagai pertahanan diri bukan untuk gaya-gayaan atau sok pemberani, itulah filosofinya

Dahulu Penggunaan Carok sebagai kekuatan emosional dan tenaga saja, tetapi kini orang Madura lebih arif dalam menyikapi ‘carok’ untuk berbagai persoalan yang ada.

Orang Madura juga berpegang teguh pada landasan hidup lainnya yakni “Rampa’ Naong Bhringin Korong” secara harafiah berarti Rimbun Menaungi Seperti Beringin Kurung.

Falsafah tersebut bermakna orang yang berdaya melindungi yang lemah serta hidup rukun dan teduh meneduhkan seperti di bawah pohon beringin kurung.

Jika melihatnya dari kehidupan budaya dan sosialnya, banyak yang tertuang dalam seni ragam hias Madura sebagai pengungkapan nilai-naili tradisi mereka.

Batik Asli Madura Motif Serat Kayu

Aneka motif ragam hias Batik asli Madura motif Serat Kayu

Aneka motif ragam hias, memotivasi pola alami yang menjadi kebanggaan orang Madura asli bagian selatan Kecamatan Proppo.

Menariknya motif ini berasal dari keindahan tekstur serat kayu pada umumnya yang berbeda, yang memberikan kesan asli dan alami.

Di setiap guratan motif tersebut, ada cerita tentang bagaimana alam dan kebiasaan masyarakat Madura bekerja sama dengan baik.

Bukan hanya pola visual yang estetik, tetapi juga simbol yang mencerminkan akar sejarah dan identitas budaya orang Madura yang telah mewariskannya dari generasi ke generasi.

Ide Pembuatannya

Penuangan ide pada Batik tersebut melapisi dengan lilin malam.

Tujuannya adalah untuk menghindari bagian atau motif terkena zat pewarna. Kemudian kain terlipat menjadi 20 sentimeter dan meletakkannya di atas lincak.

Lipatan kain akan tertekan hingga malam pecah dan membentuk garis-garis mirip dengan serat kayu.

Ragam hias motif serat kayu dalam karya batik memiliki filosofi yang kaya dan mendalam.

Motif ini biasanya teradopsi dari pola alami serat kayu yang tampak pada permukaan batang pohon atau potongan kayu

Sering kali penggunaan motif serat kayu untuk melambangkan nilai-nilai tertentu yang berhubungan dengan alam, kehidupan, dan kesederhanaan.

Berikut beberapa filosofi secara umum yang terkandung dalam motif serat kayu dalam produksi batik

1. Keterhubungan dengan Alam

Motif pada serat kayu menunjukkan hubungan antara manusia dan alam, hubungan itu seperti saat ini yang saling membutuhkan manusi dan alam

Seperti kandungan alam yang sangat bermanfaat untuk manusia, mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan lingkungan.

Ini juga memberikan petunjuk bahwa segala sesuatu yang berasal dari alam memiliki hakekat nilai spiritual sekaligus estetika, yang sederhana dan alami.

2. Keteguhan dan Kekokohan

Serat kayu sering mengaitkannya dengan keteguhan dan kekuatan dalam kehidupan manusia

Motif serat kayu pada Batik juga mengkonotasikan dirinya sebagai simbol ketahanan, keuletan, dan stabilitas seseorang dalam menjalani kehidupan.

Pola dinamis yang mirip dengan garis-garis serat kayu mencerminkan jalur kehidupan yang tidak selalu lurus tetapi penuh dengan ketidakpastian

Harapan dari serat kayu itu agar pengguna batik dapat membentuk karakter seseorang menjadi lebih kuat.

3. Keberlanjutan dan Kehidupan

Pohon tumbuh secara bertahap dari waktu ke waktu, serat kayu mewakili pertumbuhan, yang menunjukkan kesabaran, ketekunan, dan perjalanan hidup.

Selain itu, serat kayu mengaitkan dengan konsep siklus kehidupan, mulai dari lahir, bertumbuh, berkembang, hingga memberikan manfaat bagi kehidupan lain

Seperti halnya pohon memberikan sumber kehidupan bagi banyak makhluk, itulah bagian yang terterapkan dari serat Kayu dalam Batik Madura.

4. Kesederhanaan dan Kebijaksanaan

Meskipun terlihat motif serat kayu susunanya sederhana namun motif ini memiliki nilai seni yang mendalam dan filosofis.

Motif Ini menunjukkan begitu pentingnya melihat sesuatu yang tampak sederhana tetapi memiliki makna yang besar.

Pola serat katu yang sederhana ini juga mengajarkan orang untuk hidup secara sederhana tetapi bermanfaat bagi lingkungan dan orang lain.

5. Kerukunan dan Keharmonisan

Pada bagian lainnya, makna Pola serat kayu yang berulang atau bersambung mencerminkan hubungan yang harmonis antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.

Ini mengajarkan nilai-nilai kerja sama, saling mendukung, dan menjaga hubungan baik dalam kehidupan bermasyarakat seperti serat yang saling mengikat

6. Spiritualitas dan Kebatinan

Dalam beberapa makna lainnya, kayu juga sering mengaitkannya dengan unsur spiritual, memang orang Madura sangat kuat kehidupan spiritualnya.

Karena pohon mereka anggap sebagai simbol kehidupan, yang terkoneksi dengan sang pencipta, dan menjadi penyeimbang antara manusia dan kosmos.

Motif serat kayu dapat menjadi pengingat hubungan spiritual manusia dengan alam dan Sang Pencipta.

Batik Asli Madura Motif Lancor

Aneka motif ragam hias  Batik Asli Madura Matif Lancor

Aneka motif ragam hias, Batik motif lancor ini menjadi motif asli Kabupaten Pamekasan, yang merujuk pada berada di alun-alun kota Pamekasan

Batik ini menggunakan pewarna napthol dan remasol. Napthol sendiri adalah zat pewarna sintetis, untuk memberikan warna biru dan merah.

Sementara pewarna remasol bersifat larut dalam air, dengan ketahanan luntur yang baik. Pewarna ini juga memiliki daya tarik yang rendah.

Pewarna remasol dalam batik lancor biasanya untuk memberikan warna kuning, merah mawar, hijau, hingga jingga.

Batik Asli Madura Motif Serat Batu

Aneka motif ragam hias  Batik asli Madura Motif Serat Batu

Aneka motif ragam hias, Motif selanjutnya adalah serat batu, yang sekilas hampir terlihat serupa dengan serat kayu.

Kedua motif tersebut (serat batu dan serat kayu) terlihat mirip karena memiliki kemiripan dari segi warnanya. Perbedaan utama terletak pada detil corak motifnya.

Berkaitan dengan pembuatanya dengan menyatukan dan meremas-remas kain, kemudian dicelupkan pada zat pewarna batik.

Prosesnya dilakukan menggunakan warna asal, sehingga corak membentuk garis-garis seperti serat batu.

Ragam hias motif serat batu dalam karya batik untuk orang Madura memiliki filosofi yang mendalam dan kaya makna dalam kehidupan mereka.

Makna atau nilai berkaitan dengan unsur kekokohan, keabadian, dan keindahan alami, menurut mereka itu adalah penyatuan dalam kehidupan

Serat batu merupakan pola yang terinspirasi dari guratan atau tekstur yang terdapat pada batu, baik itu batu alam, marmer, atau jenis batu lainnya, berikut makna lainnya

1. Keteguhan dan Ketahanan

Dalam beberapa segi kehidupan manusia, batu sering dikaitkan dengan ketahanan dan kekuatan yang luar biasa, terbukti dengan fungsi dasarnya.

berkaitan dengan motif serat batu yang menggambarkan ketabahan dan daya tahan seseorang dalam menghadapi tantangan hidup.

Menurut filosofi ini, secara umum orang Madura memberikan gambaran bahwa manusia harus memiliki keteguhan hati dan keberanian

Mereka mengilustrasikan bahwa motif serat batu dalam batik mengibaratkan batu yang dapat bertahan menghadapi cuaca dan waktu yang buruk.

2. Keabadian dan Keajegan

Karena tidak mudah hancur dan tahan lama, Penggambaran motif ini menganggap bahwa batu sebagai simbol keabadian dan keajegam dan kehidupan

Dalam suasana kehidupan ini, menganggap bahwa motif serat batu dalam batik dapat merepresentasi pada hal-hal yang sifatnya bertahan lama,

Harapannya yang bertahan lama itu misalkan kebijaksanaan, nilai-nilai luhur, dan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi untuk masyarakat Madura secara umum

Motif Serat batu juga mengingatkan kita betapa pentingnya mempertahankan hal-hal yang abadi termasuk hubungan kita dengan tradisi, kearifan lokal dan budaya.

3. Kesabaran dan Proses

Penggambaran serat batu, seperti tekanan dan waktu menyebabkan pembentukan serat.

Mencerminkan filosofi hidup bahwa kesabaran dan usaha diperlukan untuk mencapai hasil yang indah dan bermakna artinya dalam kehidupan ini semua berproses

Filosofi yang menjadi motivasi hidup ini mengajarkan orang untuk menghargai proses kehidupan, meskipun kadang-kadang lambat dan penuh tekanan.

4. Menghargai Ketidaksempurnaan

Pola serat batu yang tidak beraturan menunjukkan keindahan sekaligus sebagai ketidaksempurnaannya.

Maka kaitannya dengan filosofi ini, setiap orang memiliki keunikan dan keindahan yang patut dihargai.

Pola alami batu menginspirasi manusia untuk menghargai dan menerima keindahan di dalam ketidaksempurnaan hidup.

5. Ketulusan dan Kedalaman Makna

Meskipun batu terlihat keras di permukaan, di dalamnya ada lapisan-lapisan yang sangat penting.

Filosofi diajarkan oleh serat batu tentang ketulusan hati dan kedalaman karakter seseorang yang tidak selalu terlihat dari luar

Pola ini mengingatkan bahwa jika kita melihat lebih dalam, kita dapat menemukan esensi yang indah dan berharga di balik sesuatu yang terlihat “kokoh” atau “kaku”.

Batik Asli Madura Motif Mata

 Batik asli Madura Motif Mata

Motif yang terakhir adalah mata keteran. Sama dengan batik lancor, motif ini juga berasal dari daerah Pamekasan.

Hal ini menunjukkan bahwa kreativitas orang Madura sangat tinggi termasuk cara mereka mengungkapkan motif-motif dalam karya batiknya.

Mungkin kita bertanya, mengapa memberikannya nama motif mata keteran? Hal tersebut karena, mata burung perkutut sebagai objek utamanya.

Jadi beberapa karya batik orang Madura saat ini sudah mulai juga mengkreasikannya dalam model fashion yang lebih modern

Lingkung pesisir dan sebagai orang-orang yang suka merantau juga menjadi inspirasi dalam setiap karya seni terapan orang Madura.

Secara umum Batik Motif Mata Keteran memiliki warna dominan, yaitu kuning, hijau, dan merah muda.

5 Responses