AI Ngerti Ragam Hias? Pentingnya Kolaborasi Manusia dan Mesin

Bagikan ke

AI ngerti ragam hias? Kamu bisa bayangin begini…

Andaikan kamu lagi scrool Tiktok atau sekedar membuka Instagram. Trus kamu nemu desain batik yang keren banget yang katanya buatan “generative AI”

Yang bikin kamu senang tu, karena polanya yang rapi banget, warnanya bold habis. Kemudian captionnya bilang “Motif ini terinspirasi dari batik Pekalongan dan Tenun Lombok” kereen sih.

Tapi kamu pasti mikir tuh. “Ini AI beneran ngerti nggak sih makna dari motif pekalongan dan tenun Lombok yang dia generatifkan?”

Berawal dari inilah ada baiknya kita diskusikan dengan rileks tanpa tendensi siapa yang lebih hebat manusia atau mesin!

AI Ngerti Ragam Hias? Pentingnya Kolaborasi Manusia dan Mesin

Ragam Hias bukan Cuma soal pola

Sebelum kita berdebat habis. Kita harus sepakat dulu bahwa ragam hias itu bukan cuman soal bentuk yang ciamik atau warnanya yang catchy bahkan pembuatannya yang super rumit.

Karena setiap motif tradisional tuh, ada beragam cerita yang dia bawa, kadang soal kosmologi (kayak filosofi alam semesta gitu). Motif itu juga kadang menggandeng status sosial pemiliknya, dan tidak jarang juga mengangkat soal martabat dan sejarah.

Misalkan saja nih, motif batik parang yang kita kenal melambangkan kekuatan dan keberanian, motif ini dulunya hanya boleh di pakai oleh keluarga keraton. Jadi penggunanya sangat terbatas dan motif ini sangat sakral dengan berbagai filosofi.

Atau motif tenun ikat dari NTT, dengan karakter dan ciri khasnya berupa garis yang punya makna mendalam. Ada yang menggambarkan matahari, laut, leluhur mereka hingga tentang harapan hidup.

Jadi kalau saja AI hanya  ngeliat itu sebagai “pola simetris” yang pasti pasti gitu aja sih. Hambar…ibaratnya kamu yang dengerin lagu Galau tapi nggak ngeresapi liriknya. Nangkap nadanya sih bisa dan ngerti tapi nggak nyambung dengan perasaan kamu.

Sesimpel itu sih, bagaimana pola AI membuat motif tradisional. Kalau memang kamu nuntutnya hanya soal pola dan bagaimana rasa serta makna yang melekat pada setiap motifnya.

APA YANG BISA DILAKUKAN AI DALAM MEMAHAMI RAGAM HIAS TRADISIONAL

Nah, trus …AI bisa apa dong?

Mari kita fair dengan kecerdasan imitasi yang di miliki AI. apakah AI ngerti ragam hias? dia pinter untuk hal berikut ini:

Mampu ngescan ribuan gambar motif yang dapat dia kerjakan dalam hitungan detik. Walaupun pada sisi lain kadang motif yang di buat sedikit “ngaco” kalo kamu membuat prompt-nya kurang tepat.

Secara cepat juga AI mampu ngebedain mana motif Papua, Madura atau Motif Pekalongan dengan tepat, yang mana kita sebagai manusia terkadang nggak mampu ngebedainnya.

Pembuatan motif baru dapat AI lakukan yang benar-benar “terinspirasi” dari motif tradisional yang pernah ada di Indonesia.

Mendigitalisasi ragam hias yang sudah ada dengan sangat rapi dan terstruktur sehingga kita mampu mengenali dengan tepat setiap motif yang pernah ada.

Tapi yaitu tadi kelemahannya…AI cuman ngerti bentuk dan polanya, belum tentu tahu secara mendalam setiap motif yang dia buat sesuai dengan makna tradisi yang dulu manusia buat.

Kalu saja kita ngasih AI  gambar motif meander dari Papua, dia akan mampu menggambar ulang dengan penuh presisi dan pastinya dengan cepat, tapi apakah yang AI gambar itu tahu sebenarnya bagaimana simbol air kehidupan? Atau apakah AI mampu secara tepat mengenali bahwa motif itu cocok untuk suku dan tradisi adat tertentu di Papua?

Belum tentu, bukan berarti nggak bisa ya! Karena AI semakin hari semakin cerdas aja hehehe…

AI Bisa Apa Sih? Tapi… Tantangannya Juga Banyak Lho!

Lalu, Harus Gimana?

Nah inilah pentingnya kita sebagai manusia berkolaborasi dengan mesin.

AI itu alat atau tools, kita yang ngasih perintah, kita yang ngarahin mau kerja apa saja AI itu. Jadi nggak usah khawatir bahwa motif tradisional sudah “di ambil alih” oleh AI.

Nggak perlu khawatir, yang penting adalah kita kasih “narasi” cerita, makna dan konteks budaya dari setiap data yang masuk.

Cara ini sedikit banyaknya membantu AI bukan hanya jago ngebuat bentuk yang baik dan presisi tapi juga dapat sedikit “rasa” yang kita buatkan.

Bisa kamu bayangin kalau ada database motif Indonesia yang bukan cuman sekedar gambar, tapi juga tertulis dengan jelas asal usul dari daerah mana?, bagaimana makna filosofinya? siapa saja yang dapat memakinya termasuk bagaimana cerita pengrajinnya tentang motif yang mereka selalu buat.

AI ngerti ragam hias? Dengan cari itu AI akan bisa ngenalin motif yang sangat langka, akan membantu anak muda Gen Z belajar tentang motif tradisional yang mungkin saja sudah jarang kita temukan.

Bahkan dengan bantuan Ai juga akan ngebantu promosi budaya Indonesia di kancah dunia dengan cara yang keren karena udah mampu berkolaborasi dengan AI

Kolaborasi Manusia & AI – Biar Ragam Hias Tetap Punya Rasa!

Tapi jangan Lupa; “Makna itu Hidup”

Yang paling penting kita sadari bahwa “makna” itu hidup dan punya jiwa bukan benda mati, Makna itu hidup dinamis dalam setiap cerita, pada tradisi yang dilakoni, dalam praktik hidup setiap hari.

Percaya atau tidak makna itu kita dapatkan dari emosi dan jiwa dari orang yang membuat dan mereka yang memakainya. Pada bagian ini belum bisa sepenuhnya DIPAHAMI OLEH MESIN.

Maka tugas kita bukan hanya membuat AI semaki pintar tapi kita kawal dia untuk tidak ‘ngaco’ dan tetap sebagai penjaga makna. Kita yang tahu membedakan antara motif yang boleh di pakai bebas dan mana yang dianggap sakral.

Kita bisa mengatakan bahwa “eh ini bukan sekedar motif yang mampu kamu buat dengan baik dan cepat tapi ini sangat terkait dengan warisan dan penghargaan terhadap mereka yang dulu membuatnya.

Dengan data yang tepat, cerita yang kuat, dan hati yang tulus menjaga warisan, AI bisa jadi teman, bukan ancaman. Dia bisa bantu kita menjejak masa lalu, menghidupkan kembali motif yang nyaris hilang, dan menyebarkan ragam hias Indonesia ke seluruh dunia—tanpa kehilangan rohnya.

Karena pada akhirnya, teknologi boleh berkembang, tapi yang kasih makna tetap kita.

Antara Teknologi dan Makna – Siapa yang Pegang Kendali?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *