Benarkah 11 angka keberuntungan? Jika kita hubungkan dengan peristiwa kecelakaan Air India pesawat Boeing 787 tujuan London yang menewaskan 242 penumpang. Keajaiban itu ketika seorang penumpang yang selamat yang duduk di kursi 11A.
Vishwashkumar Ramesh 40 Tahun adalah satu-satunya korban selamat tragedi jatuhnya pesawat Air India. Pesawat itu lepas landas dari Kota Ahmedabad di India Barat dan menabrak area pemukiman padat penduduk.
Turut berduka cita atas tragedi tersebut, semoga keluarga yang di tinggalkan tetap tabah dan yang mengalami musibah Insya Allah arwahnya mendapat tempat yang terbaik disisi-Nya.
Berkaitan dengan angka 11 yang banyak di perbincangkan di media sosial sebagai nomor kursi Ramesh, mari kita melihat pada sisi lain tentang beberapa hal yang terkait dengan angka 11.
Baca juga : Kekuatan Simbolik: Integrasi Industri Ragam Hias Modern
Sekilas tentang Nemurologi
Menurut numerologi yang merupakan sistem kepercayaan kuno dengan meyakini bahwa angka memiliki makna simbolis dan spiritual yang dapat memengaruhi pikiran, wawasan atau bahkan kehidupan mannusia.
Numerologi adalah keyakinan apapun dalam hubungan pencipta dan mistik, antara angka dengan suatu peristiwa. Pemikiran tersebut juga terkadang di asosiasikan dengan paranormal bersama dengan astrologi dan pemikiran serupa lainnya.
Numerologi juga menjadi bagian dari sistem yang popular di berbagai kajian budaya. Seperti halnya Pythagorean di Yunani Kuno, Kepercayaan orang Jawa, China atau India.
Secara etimologi, Istilah aritmatika berasal dari dua kata Yunani, arithmos artinya ‘angka’ dan manteia yang berarti ‘ramalan’. Dengan demikian, ilmu hitung adalah ilmu yang mempelajari ramalan dengan menggunakan angka.
Meskipun kata “aritmatika” sudah ada sejak tahun 1570-an, kata “numerologi” tidak tercatat dalam bahasa Inggris sampai tahun 1907.
Namun secara metode ilmiah, numerologi, termasuk fenomena bahwa angka 11 memiliki energi positif dan spiritual, tidak memiliki dasar ilmiah yang bisa kita uji dan verifikasi secara empiris.
Artinya, belum ada penelitian psikologi atau neurologi yang dapat memastikan bahwa angka 11 benar-benar memengaruhi nasib atau kepribadian seseorang, kalaupun ada yang mengklaim, Hal itu lebih bersifat subyektif dan interpretatif.
Selanjutnya saya akan menyampaikan beberapa fenomena di masyarakat yang terkait dengan ‘misteri angka’ hubungannnya dalam kehidupan manusia.
Angka 11 Sebagai ‘Master Number’
Buat sebagian orang, duduk di kursi 11A itu terasa seperti dapat tempat spesial. Seolah semesta sedang berkata, “Tenang, kamu sedang ada di jalur yang tepat.” Meskipun terdengar simbolik, kepercayaan seperti ini justru sering bikin suasana hati jadi lebih positif selama perjalanan.
Nah, kalau kamu pakai logika sederhana: meski numerologi bukan ilmu pasti kayak matematika, faktanya banyak orang yang merasa mood-nya bisa di pengaruhi oleh angka dan simbol tertentu. Dan ini bukan hal aneh, karena otak manusia memang senang mencari makna dari pola-pola kecil di sekelilingnya.
Duduk di 11A bisa memberikan rasa “tenang secara batin”. Apalagi kalau kamu percaya bahwa angka itu membawa keberuntungan atau energi baik. Dan saat pikiran rileks, tubuh ikut nyaman. Jadi, bukan nggak mungkin, penerbanganmu pun jadi terasa lebih damai dan menyenangkan.
Benarkah 11 angka keberuntungan? Orang yang “dipengaruhi” angka 11 di percaya memiliki kemampuan melihat makna di balik hal-hal yang tidak tampak secara kasatmata. Mereka sering di anggap visioner, kreatif, dan sedikit introvert, karena lebih terhubung ke dunia batin.
Placebo Effect
Placebo effect adalah reaksi kamu secara positif akibat kamu terlalu meyakini dan berharap banyak dari peristiwa tersebut. Padahal hal tersebut bukan karena ada sesuatu yang benar-benar nyata secara ilmiah.
Contoh dalam pengobatan medis, misalnya saat pasien merasa lebih sehat dan lebih bugar setelah minum pil gula yang sebenarnya, pil tersebut sama sekali tidak mengandung obat penyembuh, namun pasien merasa percaya bahwa pil itu adalah obat.
Contoh lainnya, kamu percaya bahwa duduk di kursi nomor 11 itu membawa keberuntungan, maka tubuhmu dan seluruh pikiranmu bisa merasa rileks, santai, optimis dan sangat nyaman.
Pedahal secara obtektif, kamu duduk di kursi nomor 13 atau 17 sebenarnya sama saja. Tapi kamu sangat percaya effeknya. Makanya tidak heran jika kamu menjalani penerbangan dengan tenang seolah angka 11 itu memberikan peran aktif.
Self-Fulfilling Prophecy
Self-Fulfilling Prophecy semacam keyakinan atau ramalan yang menjadi kenyataan, karena kamu berlaku dan bertindak sesuai dengan keyakinan yang kamu yakini, secara sadar maupun tidak sadar.
Jika kamu sangat meyakini bahwa angka 11 itu membawa ketenangan, maknanya nggak hanya di kepala kamu tapi tubuhmu juga merespon secara positif. Detak jantung kamu menjadi lebih stabil demikian halnya juga dengan pikiranmu menjadi tenang.
Misalnya kamu berpikir bahwa duduk di 11A itu pasti membuat perjalananmu akan menjadi menyenangkan. Karena kamu sangat meyakininya maka kamu akan menikmati penerbanganmu dengan sangat nyaman.
Kamu akan sabar saat boarding, Kamu akan menjadi ramah terhadap kru kabin, kamu akan mengajak ngobrol penumpang di sampingmu dengan ramah. Bahkan kamu dapat menikmati pemandangan di luar jendela dengan sangat tenang dan bahagia.
Benarkah 11 angka keberuntungan? Keyakinanmu akan menciptakan pola pikir. Pola pikir memengaruhi perilaku. Perilakumu akan menciptakan hasil. Maka hasil inilah yang mengkonfirmasi keyakinanmu.
Apofenia (Apophenia)
Apofeni adalah kecenderungan manusia untuk mengait-ngaitkan suatu peristiwa dengan kejadian lainnya. Cenderung menguhubungkan sebuah pola atau menghubugkan makna dengan hal-hal yang acak.
Misalkaan Angka 11 itu adalah angka kembar yang terbaik, melihat jam 11.11 melihat sesuatu yang terbaik dalam memanjatkan doa. Padahal 11.11 dalam waktu itu adalah hal yang biasa saja.
Otak kita memang senang “menghubung-hubungkan” sesuatu karena manusia memiki naluri evolusioner yang terpola baik secara teratur maupun kebetulan semata.
Sinkronisitas (Synchronicity)
Konsep Sinkronisitas yang diperkenalkan oleh Carl Jung adalah hubungan kejadian-kejadian yang tampaknya saling terkait secara makna, walaupun hakekat sebenarnya tidak ada hubungan sebab akibat yang jelas dari kejadian tersebut.
Contohnya, kamu sedang memikirkan bahwa mengapa orang yang duduk di kursi nomor 11 itu dapat selamat. Lalu kamu tiba-tiba membaca sebuah novel yang persitiwanya sama walaupun peristiwa itu berada di bioskop yang terbakar, anak yang duduk pada nomor kursi 11 selamat.
Jung menyebutkan pesitiwa ini sebagai ‘meaningful coincidences’ persis yang kejadiannya secara kebetuan yang terasa memiliki makna yang mendalam.
Efek Baader-Meinhof (Frequency Illusion)
Fenomena Baader Meinhof atau orang biasa menyebutnya sebagai ilusi frekuensi. Jadi kamu seolah di pengaruhi oleh persepsi kamu, kata-kata yang selalu ada dalam pikiranmu, atau peristiwa yang selalu memengaruhimu akibat bias kognitif.
Hal tersebut secara keseluruhan melibatkan perhatian yang sangat selektif dan bias dari konfirmasi. Hal ini sering kali disalahartikan dengan ilusi keterkinian.
Ilustrasi paling nyata gini, ada suatu peristiwa yang baru kamu sadari atau kamu temukan dalam kehidupanmu, yang tiba-tiba muncul dimana-mana.
Contoh sederhananya, kamu baru tahu tentang angka 11 itu adalah yang angka yang disebut sebagai ‘master of number’. Lalu dalam seminggu kamu melihat kutipan angka itu di Instagram, di Tiktok, di Podcast.
Angka 11 yang selalu kamu temui itu seolah-olah semesta yang ‘ngatur’, padahal hal itu karena selalu kamu pikirkan dan perhatianmu sedang fokus ke angka tersebut.
Tinggalkan Balasan