
Geliat Warung Madura Fenomena Eksklusif Bisnis Ritel yang sekarang lagi marak buka 24 jam di kota-kota besar. Seperti di Jakarta, Surabaya, Hingga Makassar.
Malam itu sekitar pukul 12 malam, karena lagi banyak kerjaan, sehingga saya harus lembur. Kebetulan kopi dan camilan untuk ngelembur sudah habis. Maka saya keluar rumah untuk membeli kopi dan camilan sebagai teman saat lembur.
Saya keluarkan motor Mio warna biru keluaran tahun 2013 dari garasi rumah. Csreeerrrt..saya menyalakan motor itu, memang agak susah nyalakannya harus berkali-kali nekan power, maklum umurnya sudah hampir 13 tahun.
Kata teman saya, motor ini masih bagus, buktinya hanya klaksonnya saja yang nggak bunyi. Sedangkan lainya bunyi-bunyi semua (sambil tertawa nyindir hahaha).
Setiba di warung yang di depannya ada kotak-kotak julan rokok sekaligus ada kaca tempat jualan beras kiloan. Seorang ibu-ibu paruh baya memakai dasteran yang menjaga warung itu.
Beberapa orang menyebutnya warung madura bahkan di daerah jakarta selain warung madura orang juga menyebutnya warung Bugis.
Di warung itu saya membeli Kopi sasetan dan camilan kentang goreng, tak lupa juga saya membeli dua liter bensin pertalite.
Coba bayangin jualannya mulai dari beras, rokok camilan hingga bensin, yang istimewa mereka membuka warungnya 24 jam.
Tanpa ragu dan takut dengan orang-orang jahil yang ngerti susahnya cari duit (baca: pencuri)
Buka 24 Jam tapi tetap Aman

Dulu rata-rata warung jam bukanya mulai dari pukul enam pagi dan rata-rata sudah tutup sekitar pukul sepuluh malam.
Katanya pernah juga sempat ramai dan protes, karena minimarket mennjadi penyebab beberapa warung klontongan yang kecil-kecil disekitarnya di tutup. Lantaran nggak mampu bersaing dengan minimarket tersebut.
Konon dulu banyak orang nggak suka belanja ke warung kecil dan mulai beralih belanja ke minimarket. Karena suasanya enak dan ada ruangannya sejuk (pake AC). Termasuk karena penjualnya cantik (hehehe)
Sekarang mulai beda, bahkan menjadi fenomena tersendiri, karena warung yang dulunya tutup karena nggak mampu bersaing. Kini mulai bangkit bahkan dengan strategi baru, mereka buka 24 jam.
Ya betul, orang menyebutnya warung Madura, kalau di Kota Makassar dan Kota Jakarta ada juga yang mengatakan itu warung Bugis. Karena penjualnya kalau bukan dari Madura (Jawa Timur) yang lainnya orang Bugis (Sulawesi Selatan).
Menarik untuk dianalisis dari berbagai sudut pandang, kita bisa melihatnya dari sudut ekonomi mikro, sudut sisiologi termasuk strategi marketing.
Bayangkan saja dalam waktu 24 jam warung yang menyediakan beberapa kebutuhan pokok justru mendapatkan pelanggan yang lebih besar pada malam atau dini hari Di mana minimarket pada umumnya sudah banyak yang tutup.
Tapi tidak pernah ada penjarahan, pencurian atau bahkan perampokan, padahal warung tersebut buka selama 24 jam. Ini artinya mereka menganggap aman-aman saja berjualan. Bahkan nggak heran yang jualan seorang ibu-ibu.
Berani bersaing dengan Minimarket
Fenomena yang menarik lainnya adalah warung ini berani bersaing dengan minimarket yang memamg memiliki fasilitas yang luar biasa. Selain suasana yang sejuk, pelayanannya yang ramah juga jenis yang di jual relatif lengkap untuk kebutuhan rumah tangga.
Namun apa yang membuatnya menarik dan berani bersaing, bahkan ada yang membuka warung Madura tepat hanya diantarai satu toko dari minimarket yang sebelumnya sudah lama buka.
Artinya mereka sekarang “nggak takut” bersaing dengan minimarket, saya pernah bertanya pada keluarga pemilik warung Madura, “mereka menganggap bahwa rezky itu Tuhan yang ngatur, biar disebelah ada minimarket, kalau rezky kita pasti akan belanja ke warung kita” begitu katanya dengan penuh keyakinan.
Mungkin saja beberapa tahun yang lalu, saat minimarket baru berkembang, saat itu para warung kecil klontongan banyak yang gulung tikar, tak sanggup bersaing, namun saat ini, sepertinya mereka semakin bangkit dan berani bersaing.
Persaingan ini semakin sengit, karena pernah pengelola minimarkat protes, karena warung Madura buka 24 jam, dan itu merupakan masalah buat mereka, entah apa yang dipermasalahkan..
Mengapa ada istilah “Warung Madura?

Ini juga perlu penelusuran, kapan istilah ini menjadi popular di masyarakat. Secara umum sebenarnya warung ini di sebut sebagai Warung Madura, bukan karena seberapa banyak jenis dagangannya atau karena ada lampu kedap-kedip di tabung Pertamini (jual bensin eceran).
Warung Madura sangat terkait dengan etnis madura sebagai pelaku usahanya. Model ini sangat khas di daerah mereka yakni di Kabupaten Madura Jawa Timur.
Ini adalah salah satu contoh nyata bagaimana identitas budaya menyatu dengan ekonomi formal serta persepsi sosial, kemudian ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan budaya Konsumerisme popular di Indonesia.
Baca Juga: Strategi Marketing Serangan Pagi: Pedagang Perlimaan Gresik
Keunggulan Warung Bugis
Harga lebih bersahabat
Geliat Warung Madura Sebagian besar pelanggan warung madura ini merasakan bahwa harga yang di tetapkan untuk barang-barang tertentu justru lebih murah, sehingga mereka lebih suka, walaupun mungkin bedanya hanya seribuan, tapi ini juga lumayan kalau membeli beberapa item belanjaan.
Buka 24 jam
Ketika warung ini buka selama 24 jam. Maka inilah yang menjadi daya tarik utama warung madura, seperti saya yang hanya ingin membeli sebungkus rokok dan indomie pada tengah malam, harus kemana lagi selain ke warung madura yang justru pelanggannya banyak pada malam dini hari, kira-kira di atas jam 12 malam.
Hubungan baik dengan pemasok dan pelanggan
Penetapan harga yang lebih bersahabat karena para pemiliki warung madura ini, dengan pemasok sangat akrab dan gaya komunikasi dalam bisnis mereka cenderung tidak formal, seperti seduruluran” (saudara) jadi keakraban para pemasok ini juga yang membuat warung madura dapat harga spesial dari pemasok. Demikian halnya dengan pelanggan, mereka juga memberikan pelayanan yang ramah.
Menyedikan berbagai kebutuhan pokok
Secara fisikal, nampak warung ini sangat sederhana, kecil dan padat jualannya. Padahal mungkin saja apa yang kita butuhkan mereka siapkan, terutama kebutuhan pokok sehari-hari. Jadi jangan heran warung madura ini mampu bersaing dengan minimarket kareka apa yang di jual di minimarket setidaknya juga tersedia di warung mereka.
Bebas dari tukang parkir
Inilah yang menjadi problem, bagi kita pengendara sepede motor, persoalan parkir juga menjadi problem. Itu yang saya rasakan, misalkan saja saya ingin membeli roti seharga lima ribu, karena belinya di minimarket jadi tujuh ribu, karena kadang tukang parkir nggak ngeliat apa yang kita beli, walaupun sebentar tetap aja ada biaya parkir. Nah di warung madura semuanya bebas parkir.
Lokasi strategis
Sebagian besar lokasi yang diincar warung madura cukup strategis, termasuk dijalan utama, daya tariknya adalah ada jual bensin eceran (pertamini) kemudian ada lampu kedap kedip, dan tidak remang-remang, mereka membuat suasana terang, sehingga walaupun kita belanja pukul 2 malam, kita merasa aman.
Tampil lebih merakyat
Geliat Warung Madura Tampil dengan apa adanya, merupakan ciri khas utama dari warung Madura, mereka nggak ada promosi terpasang di depan warung, nggak embel-embel “discount” karena memang harga yng mereka tawarkan cukup stabil. Bahkan buat mereka yang penting buat jumlah keuntungan tiap barangnya, tapi bagaimana perputaran barang mereka biar cepat.
Cepat pelayanan dan efisien
Geliat Warung Madura Efisensi dari cara mereka melayani pelanggan sangat baik, mereka mengenali setiap pelanggan yang membeli, bahkan sampai nama dari pembeli juga mereka hafal, terutam yang membeli sesuatu di atas jam 12 malam, karena biasanya pembelinya berputar itu-itu saja.
Fleksibel dalam bentuk kemasan
Biasanya produk yang yang mereka jual itu bentuknya dalam kemasan ekonomis, jadi semuanya dapat harag yang murah, misalkan saja untuk produk snack dan makanan ringan akan banyak dalam bentuk kemasan ekonomis, sperti halnya jika kita membutuhkan diterjen atau barang lainnya jika di jual diminimarket kemasannya yang besar, di warung madura kita dapat kemasan ekonomis.
Nah, buat kamu yang ingin membantu mereka yang berjuang 24 jam, Geliat Warung Madura ini bolehlah sekali-sekali kita singgah membeli di warung madura, siap tahu ada pengalaman menarik yang kita dapatkan ketika belanja di warung yang sangat lokal.
Tulis komentar pengalaman anda ya, semoga menginspirasi. terima kasih.
Pengulas: Baso Marannu owner pengembang website www.ragamhiasindonesia.id. saat ini sebagai peneliti Ahli Madya pada Pusat Riset Khazanah Keagamaan dan Peradaban – BRIN
Tinggalkan Balasan