Kekuatan Simbolik: Integrasi Industri Ragam Hias Modern

kekuatan Simbolik Inegrasi Industri ragam Hias Modern

Kekuatan simbolik ragam hias, selama ini kita kenal hanya sebagai elemen estetika, padahal bukan hanya itu, ragam hias juga memiliki kekuatan simbolik yang sangat dalam.

Bahkan ada beberapa yang membuat ragam hias sebagai ungkapan perlawanan terhadap tekanan politik, kritik sosial hingga pertahanan terhadap resistensi budaya.

Dari ragam hias tersebut, sering kali kita menemukan cerita yang mengenalkan tentang karifan lokal suatu daerah

makna nilai-nilai leluhur hingga cerita tentang filosofi hidup yang terawat dengan baik secara turun temurun.

Ragam hias yang berbentuk artistik dengan berbagai makna yang tersirat maupun tersurat menjadi media

untuk mempertahankan identitas komunitas terutama ancaman pengaruh teknologi, modernisasi, hingga homogenisasi budaya.

Jadi simbol yang terlukis dalam ragam hias tersebut bukan hanya mencerminkan keindahan visual

tapi merupakan aktualisasi dari keberlangsungan budaya lokal suatu daerah.

Maka dari itu, wujud dari resistensi sosial, peranan ragam hias tradisional kerap kali hadir

sebagai benteng terhadap dominasi kultur modern yang kadang terlalu liar.

Misalkan Pada masa penjajahan, masyarakat adat yang ada di Indonesia

terkadang menggunakan ragam hias dan motif tertentu sebagai lambang perlawanan terhadap penindasan.

Jika kita perhatikan dengan seksama, karya seni seperti kain tenun, kerajinan ukiran, patung ataupun lukisan

memiliki pesan-pesan tersembunyi yang hanya komunitas tertentu.yang memahaminya.

Itulah cara seni mengungkapkan perlawanan tanpa harus menentang penguasa secara langsung.

Itulah saya mengatkan bahwa ragam hias tradisional tidak hanya menjadi ekspresi seni semata,

tapi juga menjadi alternatif medium kritik sosial yang strategis.

Dengan memahami posisi dan keberadaan ragam hias dalam menjaga warisan leluhur, akan menbuat posisi budaya lokal diperhitungkan

dalam kancah dunia internasional yang semakin ingi menyeragamkan segala hal.

Baca Juga: Kekosongan Keindahan

Bertahan di tengah arus modernisasi budaya yang semakin kuat

Kekuatan simbolik berkaitan dengan kelebihan para pengrajin seni ragam hias tradisional adalah kemampuan bertahan dengan beradaptasi yang kreatif tanpa kehilangan esensi dan nilai tradisinya.

Kreativitas yang saya maksudkan adalah kemampuan mengitegrasikan motif-motif tradisional ke dalam produk yang ungsional

misakan produk fashion, barang kerajinan yang menarik bagi generasi saat ini hingga penerapan pada desai interior.

Implementasi yag lebih inovatif lagi misalkan kain tenun ikat dari sumbawa yang dulu gunanya hanya untuk upacara adat

sekarang implemntasinya teradaptasi menjadi desain casual yang modern serta asesoris yang modern dan menawan.

Inilah bukti bahwa seni ragam hias tradisional jika pengelolaannya dengan baik selalu berinovasi

akan dapat memastikan bahwa nilai-nilai budaya tetap dapat mempertahanknnya meski dalam era yang berbeda.

Resistensi sosial dalam Simbolisasi Ragam hias

Kira-kira saat ini penggunaan ragam hias tradisional, apakah masih relevan dengan resistensi sosial? Walaupun mungkin kesaannya lebih mengedepankan simbolisasi.

Dalm konteks modernisasi, eksploitasi budaya lokal oleh komunnitas oligarki dan kapitalisme global menjadi tantangan ragam hias tradisional

Contoh sederhana, banyaknya brand internasional mencaplok pola dan motif tradisional suatu daerah di indonsia tanpa memberitahu pemilik sahnya, tanpa penghargaan serta kompensasi.

Bahkan yang lebih miris lagi justru motif yang mereka gunakan diklaim sebagai hak paten budaya mereka, perlawanan inilah yang penting digaungkan.

Simbolisasi yang dapat dilakukan oleh penggiat seni ragam hias tradisional misalkan kain batik dengan motif flora dan fauna yang sudah terancam punah

ini akan menjadi pesan akan pentingnay menjaganya aga tdak punah sekaligus keseimbangan lingkungan.

Dalam dunia yang terus mengalami perubahan, antisipasi resistensi sosial tidak harus berbentuk perlawanan fisik,

tapi mengumandangkan wacana simbolisme melalui media-media sosial yang popular dimasyarakat dapat memperkuat nilai-nilai yang selama ini terawat oleh komunitas lokal.

Integrasi Industri modern dalam ragam hias tradisional

Penting untuk memastikan bahwa komunitas pemilik ragam hias tradisional terlibat secara langsung dalam pembuatan produk hingga memasarkan produknya termasuk mengambil keputusan dalam hal yang strategis.

Hal tersebut penting untuk menghindari eksploitasi budaya yang tidak terkontrol dan memastikan bahwa nilai tradisi yangdikembagkan tidak membias.

Pendekatan yang lebih etis dengan melibatkan secara aktif dan berkonsultasi kepada tetua adat dan komunitas yang selama ini menjaga tradisi.

Konsultasi ini penting agar makna simbolik motif dapat terjaga dengan baik sebelum menggunakannya secara komersial termasuk uuntuk produksi massalnya.

Pada sisi lain juga perlu mengembangkan kebijakan atau regulasi berkaita dengan perlidungan hukum, misalkan hak kekayaan intelaktual berbasis budaya dan tradisi setempat.

Beberapa negara maju saat ini sudah melakukan hal tersebut, dengan mematenkan motif tradisional

atas nama komunitas pemiliknya, untuk mencegah  penggunaan ragam hias tanpa izin.

Pentingnya transparansi bagi perusahaan atau desainer yang menggunakan ragam hias tradisional

untuk kepentingan komersil secara terbuka mengakui asal usu motif tersebut.

Para pengusaha atau desainer modern selayaknya memberikan kompensasi yang adil dan layak kepada komunitas sebagai pemiliki sah motif yang menggunakannya.

Misalkan berupa royalti yang layak atau pembagian keuntungan yang adil atau bisa juga dalam bentuk program pembangunan masyarakat yang berkelanjutan.

Kekuatan simbolik berkaitan dengan Edukasi konsumen juga perlu memperkuatnya,

caranya memberikan informasi bahwa ketika mereka membeli produk ragam hias tradisional secara tidak langsung telah mendukung pelestarian budaya dan mendukung kesejahteraan komunitas lokal.

Tantangan dalam Konteks Modern

  1. Tantangan seperti eksploitasi budaya, kehilangan makna, dan tekanan modernisasi menghadapinya harus dengan kebijakan yang tegas dan pendekatan yang beretika.
  2. Ragam hias yang terkomodifikasi secara berlebihan akan kehilangan nilai filosofis, karena hasil produknya sebagai produk komersial yang cenderung mengukurnya dari faktor ekonomis.
  3. Penggunaan ragam hias tradisional yang tidak bertanggungjawab, penggunaan tanpa izin juga tidak memberikan kompensasi pada komunitas akan semakin masif terjadi pada era industri saat ini.
  4. Kurang minatnya para generasi muda untuk memahami dan melestarikan bahkan menjadi pengrajin ragam hias tradisional juga menjadi tantangan karena menganggapnya produk kuno.
  5. Tantangan modernisasi dan globalisasi saat ini mengakibatkan komunitas lookal justu meninggalkan tradisi membuat ragam hias, malah condong meniru budaya luar yang konon lebih maju.