
Kerajinan tradisional yang unik dari berbagai negara semakin langka kita jumpai. Memang menjadi problem tersendiri bagi negara-negara yang menjadi incaran para turis ke suatu negara.
Realitasnya seni kerajinan ini banyak di kerjakan dengan tangan (handmade) sementara dalam dunia teknologi saat ini. Semua serba mesin dan hampir semua juga di kerjakan oleh teknologi.
Nggak heran kalau hasil kerajinan dari berbagai negara yang dulunya dapat kita temui dan menjadi cinderamata khas daerah dan negara tersebut. Sekarang ini semakin sulit kita temui.
Hal tersebut penyebabnya selain para pengrajinnya yang sudah tua bahkan tidak ada generasi pelanjutnya. Sehingga kerajinan yang menjadi buah tangan dari berbagai negara tersebut kian hari semakin sulit kita temui.
Kalaupun ada, hanya dapat kita jumpai pada beberapa tempat, itupun dengan harga yang relatif mahal. Semua ini menjadi siklus normal bagi kerajinan yang memang pembuatannya dari tangan.
Saya berpikir bahwa, mungkin saja 10 atau 20 tahun mendatang. Karya seni kerajinan yang ada pada berbagai negara tersebut. Akan hilang dan mungkin saja hanya dapat kita temui di museum-museum di suatu negara tanpa bisa lagi kita miliki secara pribadi.
Kerajinan khas suatu negara “sulit kita temui”
Kesulitan kita menemukan kerajinan suatu negara itu bukan saja karena para pengrajinnya yang semakin lama semakin kurang. Tapi juga pola penyesuaian diri, kreativitas dan inovasi dari kerajinan itu tidak ada.
Memang kerajinan itu lebih pas jika terbuat dari tangan (handmade). Tapi tidak berarti kita tidak mampu menyesuikan diri dengan tuntutan saat ini. Salah satu persaingan kerajinan tradisional adalah teknologi dan otomatisasi menggunkan mesin.
Harus ada penyesuaian yang “berani” agar tetap menghadirkan kerajinan tradisional yang telah di modifikasi, namun hakekatnya tidak berubah. Saya yakin itu yang paling utama.
Kreasi dari kerajinan ini menjadi penting, untuk tetap bertahan pada era digital dan era yang serba cepat, era dengan perubahan yang unprediktible. Tentu tidak ada jalan lain yang harus di lakukan selain “BERUBAH”.
Masing-masing negara tentu akan tetap mempertahankan ciri khas kerajinan tradisional mereka. Namun bagaimanapun jika tida ada yang membeli tentu para pengrajinannya akan menyerah dengan sendirinya.
Kesulitan di temui di suatu negara karena hanya sempat kita temui pada event-event tertentu. Kiranya fasilitas dari pemerintah untuk memberikan tempat yang “layak” juga menjadi penyebab para pengrajinnya sulit di temui.
Bagaimana membuat kerajinan tetap “lestari”
Kerajinan tradisional yang unik dari berbagai negara. Beberapa negara tatap mempertahankan identitas kerajinan yang menjadi ciri khas negara mereka. Tentu peran pemerintah yang paling utama dalam membina dan mengembangkan potensi kerajinan pada suatu dearah mereka.
Tanpa peran dari pemerintah, saya yakin. Semua kerajinan yang menjadi khas suatu daerah pada negara-negara tersebut akan lenyap di telan bumi.
Banyak hal yang perlu di lakukan agar kerajinan suatu negara dapat lebih bertahan dan terus berkembang (lestari) yang mungkin saja kerajinan tersebut sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.
Baca juga : Misteri Kerajinan Topeng: di Balik Raut Yang Membisu
Mempertahankan keunikan kerajinan suatu negara tersebut sehingga dapat kita nikmati hingga saat ini itu dengan beberapa syarat di antaranya:
1. Identitas terlihat kuat pada benda kerajinan
Identitas suatu negara yang terwujud dalam karya seni kerajinan akan menjadi abadi dan lestari manakala karakteristik dari suatu negara terlihat dalam karya kerajinan mereka.
Indonesia dengan wayangnya, akan tetap lestari karena membawa ciri khas ke Indonesiaan mereka. Artinya kerajinan wayang kulit, atau wayang Golek karakternya hanya ada di Indonesia, sehingga ini akan terus di kenang dan di cari orang.
Sama halnya dengan Kimono dari Jepang atau batik tulis Di Indonesi atau Bumerang dari Australia menjadi icon pada negara tersebut.
2. Kualitas dan keunikan Kerajinan
Jika ingin tetap melestarikan kerajinan suatu negara maka harus menonjolkan keunikan dari kerajinan tersebut. Entah unik bahan yang di buat atau unik dari segi visualisasi karya kerajinan.
Keunikan sekaligus kualitas biasanya beriringan dalam karya, bisa jadi unik tapi tidak berkualitas maka turis atau wisatawan juga akan enggan membeli kerajinaan khas negara tersbut.
3. Cerita di balik Karya (storytelling)
Banyak para wisatawan selain melihat karya kerajinan secara visual, justru tertarik dengan cerita-cerita di balik karya kerajinan tersbeut.
Misalkan tokoh-rokoh wayang kulit yang di buat dengan berbagai cerita justru membuat orang membeli kerajinan tersebut.
Sarung songket dengan berbagai narasi yang mengikut dari kain tersebut juga akan memberikan daya tarik, terutama filosofi dari motif yang mereka buat.
4. Dukungan Pemerintah
Sebuah kerajinan yang khas suatu negara, akan kesulitan berkembang, ketika pemerintah tidak peduli dengan para pengrajinnya.
Kehadiran pemerintah dalam mengembangkan kerajinan menjadi hal yang utama agar para pengrajian tetap dapat berkarya dengan baik.
5. Inovasi tanpa menghilangkan akar tradisi
Memang yang namanya kerajinan dari dulu hingga saat ini, biasanya bentuknya itu-itu saja, tidak ada perubahan karena menganggap bahwa itulah kerajinan khas yang selama ini mereka buat turun temurun.
Namun dengan perkembangan teknologi dan keinginan konsumen saat ini yang “unik dan aneh-aneh” maka mau tidak mau, pengrajian juga di tuntut untuk mampu mengkreasikan kerajinan mereka tanpa menghilangkan akar tradisi dan konsep dasar sebuah kerajinan tradisional.
Bukan berarti ikut-ikutan dengan karya modern, tapi memberikan sentuhan kerajinan tradisi pada produk masal dan modern adalah salah satu teknik untuk tetap hadir dalam dunia modern.
Kerajinan unik dari berbagai negara
Kerajinan unik dari berbagai negara hingga saat ini ada yang masih dapat kita jumpai dengan mudah apabila kita berkunjung kenegara tersebut, namun ada pula yang sulit menemui kerajinan yang menjadi icon suatu negara.
Ada yang berlahan memasuki kepunahan ada juga yang tetap bertahan dengan kreativitas yang lebih maju, berikut ini beberapa kerajinan khas suatu negara yang hingga kita masih dapat kita jumpai
Kintsugi – Jepang

Kerajinan ini merupakan seni kerajinan yang fokusnya pada seni memperbaiki kerajinan keramik yang peah atau reatk dengan menggunakan emas atau perak.
Jika kita memperbaiki sesuatu, biasanya kita mnyembunyikan perbaikan tersebut, namun ada jenis kerajinan di Jepang, yang justru memperlihatkan keunikan dari hasil perbaikan tersebut.
Keramik yang pecah, kemudian mereka sambung kembali dengan emas atau perak adalah seni yang hingga saat ini mereka buat, justru banyak filosofi yang terkandung dari seni kerajinan menyambung keramik yang pecah tersebut tanpa menutup hasil sambungannya dan membiarkan terlihat bekas sambungannya.
Filosofi utama dari kerajinan Kintsugi di sebut sebagai wabi sabi yakni menghargai keindahan dari ketidaksempurnaan. Nilai estetik dan imajinasi hasil sambungan itulah yang menjadi seni kerajinan yang terkenal di Jepang.
Mola – Suku Panama
Kerajinan khas dari negeri Panama ini adalah suatu teknik sulaman dari kain-kain yang di potong memanjang dan di gulung kemudian di sulam kembali dengan berbagai motif.
Kerajinan ini merupakan kerajina kuno khas suku Panama yang di kerjakan oleh perempuan. Jenis kerajinan tersebut hingga saat ini masih dapat kita temui, bahkan dari seni kerajinan yang sangat unik. Karena menggunakan ragam hias khas Panama.
Kerajinan ini sangat khas, suku Mola yang menggunaann kain dengan anyaman yang bermotif binatang atau tumbuhan dengan berbagai warna yang eksotik
Matryoshka – Rusia

Pernah liat ada boneka dari kayu besar. Kemudian kalau di buka bagian kepalanya ada lagi isi boneka yang juga mirip denga boneka di luarnya. Demikian seterusnya hingga berlapis-laps boneka yang dapat di susun dari boneka yang kecil hingga berukuran besar.
Itulah yang di sebut dengan seni kerajinan Matryoshka dari Rusia. Kalau di lihat dari bahan yang terbuat dari kayu kemudian di gambar dengan kepala dan badannya yang terpisah jika di buka dan berisi boneka sebelumnya yang sama ini merupakan simbol budaya orang Rusia.
Simbol ikonik nama Matryoshka merupakan nama perempuan dari Rusia kuno yang bernama “matryona” yang maknanya di kaitkan dengan sifat keibuan dan kesuburann.
Filigree – India dan Timur Tengah
Jenis kerajinan ini merupakan kerajinan perak dan logam mulia yang dibuat dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Para pengrajian mengolahnya dari uliran-uliran kawat halus kemudian dipadukan menjadi kerajinan yang menarik, hasilnya seperti gelang, anting-anting atau bros.
Prosen pembuatannya sangat presisi dan membutuhkan skill dari pengrajin yang tinggi, cara buat awalnya meleburkan logam, kemudian membentuknya menjadi kawat-kawat yang panjang dari situlah kemudian dirangkai satu persatu dan membentuk sebuah hasil kerajinan yang sangat menarik.
Kerajinan ini hampir sama dengan hasil kerajinan perak di Bali dan Yogya yang membuat berbagai hasil kerajinan khas lokal mereka.
Lacemaking Bruge – Belgia
Kerajinan membuat renda dari kota Bruges – Belgia, seni kerajinan ini dikerjakan dengan tangan menggunakan sebuah alat yang sederhana (alat kayu kecil) .
Seni membuat anyaman renda dari benang yang dibuat secara tradisi tangan (handmade) memberikan sentuhan keunikan dari kerajinan benang yang kini masih sangat terkenal, walaupun kerajinan ini dari abad ke 16 dan hasilnya berbagai motif yang tipis, elegan dan sangat detil.
Marquetry – Prancis
Seni menyusun potongan kayu tipis berbagai warna untuk membuat lukisan atau pola dekoratif di atas permukaan mebel. Mewakili estetika dan kerajinan aristokrat Eropa.
Tivaevae – Kepulauan Cook (Polinesia)
Selimut tenun tangan yang dibuat oleh perempuan dengan teknik menjahit, memotong, dan menyulam kain menjadi bentuk bunga dan pola alam tropis. Biasanya dijadikan hadiah dalam pernikahan atau acara adat.
Huichol Beadwork – Meksiko
Seni menghias objek (seperti topeng, tengkorak, atau patung hewan) dengan manik-manik warna-warni yang membentuk simbol spiritual suku Huichol, seperti matahari, jagung, dan rusa.
Töjhusfliser (Tiles) – Denmark
Ubin keramik dengan motif khas dari zaman Kerajaan Denmark yang kini banyak digunakan dalam dekorasi interior tradisional. Menggabungkan seni dan fungsi dalam bentuk arsitektur klasik.
Pengulas: Baso Marannu (pemerhati seni kerajinan Indonesia) owner pengembang website www.ragamhiasindonesia.id. saat ini sebagai peneliti Ahli Madya pada Pusat Riset Khazanah Keagamaan dan Peradaban – BRIN
Tinggalkan Balasan