Makna Simbolisme Tongkonan Toraja: Pesan di Balik Keindahan

posted in: TRADISI | 1
Bagikan ke
Makna Simbolisme Tongkonan Toraja: Pesan tersembunyi di baik keindahan motif

Makna Simbolisme Tongkonan Toraja. Karya Seni rupa tradisional Indonesia yang beraneka ragam budaya menampilkan bukan sekedar estetika. Karya seni bagi masyarakat lokal tercipta dengan beberapa pertimbangan, terutama nilai makna dan filosofi karya tersebut.

Setiap Bentuk, Warna dan motif yang mereka pilih selalu mempertimbangkan banyak hal, mulai dari hubungan pembuatnya dengan sang pencipta, lingkungan hingga dampak sosial dari karya seni dengan tetap menampilkan kesan estetik.

Banyak daerah di Indonesia yang sangat kaya dengan karya-karya seni rupa yang estetik dan eksotik, salah satunya Suku Toraja di Provinsi Sulawesi Selatan. Beragam hasil seni rupa terapan tradisional tercipta dari tangan-tangan terampil orang Toraja yang hingga saat ini masih kita temui. Mulai dari seni ukir, seni pahat dengan bebagai motif dan ragam hiasnya.

Baca Juga : Keunikan Budaya Nusantara: Penasaran Keindahan eksotiknya?

Simbolisme dalam Arsitektur Tongkonan

Bangunan khas setiap daerah di Indonesia, yang kita kenal dengan istilah Rumah Adat memiliki makna dan simbol yang sangat dalam. Rumah Lamin di Kalimantan bagi suku Dayak, Rumah Gadang bagi orang Padang, Joglo untuk orang Jawa dan lain sebagainya. Semua rumah adat tersebut sangat unik dan maknanya pnuh filosofis.

Bangunan rumah adat tradisional di Indonesia pembuatan dan rancangannya dengan berbagai makna simbol yang tersirat. Hal ini mencerminkan hubungan manusia dengan alam semesta serta hubungan sosial dalam komunitas adatnya.

Bangunan tradisional Indonesia rancangannya sering kali dengan simbolisme yang mencerminkan hubungan manusia dengan alam dan kosmos.

Di Sulawesi Selatan, khususnya di daerah Tana Toraja, kita mengenal rumah adat yang di sebut Tongkonan. Rumah adat ini sangat unik, mulai dari atapnya yang melengkung seperti tanduk, pada bagian depannya hiasannya dengan rentetan tanduk kerbau. Lebih unik lagi adalah ragam hias padaTongkonan tersebut.

Rumah adat Tongkonan adalah simbol adat orang Toraja yang ada hingga saat ini. Simbol tersebut bercerita tentang mitologi serta kepercayaan hidup Suku Toraja. Seperti halnya tanduk Kerbau yang terpasang pada bagian depan Tongkonan secara bersusun. Tanduk tersebut melambangkan kemakmuran dan kekuatan sekaligus keramahan.

Ukiran berbagai motif dekoratif dengan ciri khas warna hitam, merah dan putih menjadikan karakter Tongkonan semakin kokoh dan mudah orang mengenalnya. Mulai dari bentuk kepala kerbau, ayam jantan. motif sulur serta simbol matahari yang intinya melambangkan kemakmuran dan harapan-harapan yang baik.

Ukiran dengan berbagai motif pada dinding dan tiang Tongkonan memberikan bukti betapa nenek moyang orang Toraja itu sangat memegang teguh nilai-nilai kehidupan dan nilai sosial. Inilah yang menyebabkan orang-orang Toraja yang memiliki pendirian yang kokoh manakala mereka merantau keluar dari Tana Toraja.

Simbolisme dalam Bentuk dan Motif

Bagi masyarakat lokal yang memegang teguh adat istiadat dan nilai yang berlaku pada masyarakat setempat akan berbanding lurus dengan karya kreatif yang mereka buat.

Setiap makna dan filosofis yang terwujud dalam bentuk karya akan terlihat dari bentuk-bentuk yang mereka pilih. Mulai dari warna, bentuk, komposisi hingga hasil akir dari karya mereka.

Penggambaran makna hidup dan kehidupan yang terwujud dari kreativitas produk lokal itu menunjukkan bahwa ada perbedaan latarbelakang mereka berkarya  terutama nilai yang diwujudkan dalam simbolisme.

Makna dari simbolisme karya yang mereka hasilkan mencerminkan cara pandang masyarakat terhadap kehidupan termasuk hubungannya dengan sang pencipta, lingkungan dan sesama manusia terutama dari segi spiritual.

Berikut inii beberapa simbolisme motif karya seni rupa terapan yang dapat kita jumpai pada dinding dan tiang Rumah Tongkonan di Toraja yang sangat unik dan memiliki makna dan pesan yang sangat dalam.

1. Pabarre Allo

Pabarre Allo, seni motif khas Toraja sebagai Makna Simbolisme Tongkonan Toraja

Bentuknya sederhana, berbentuk lingkaran putih degan empat sudut lancip. Motif lingkaran besar dan lingkaran keci dengan uliran diantaranya terinspirasi dari bentuk matahari. Masyarakat Toraja mengaitkan motif ini melambangkan cahaya kehidupan, keagungan, kebesaran dan semangat kesatuan.

Saat ini kita selalu memanfaatkan sinar matahari, terutama pada pagi hari untuk kesehatan dan kesegaran. Bagi masyarakat Toraja dulunya juga sudah perpikir demikian. Menganggap bahwa matahari sebagai sumber inti kehidupan manusia.

Menggunakan motif ini berharap akan memancarkan energi positif serta kekuatan dalam kehidupannya,  termasuk semangat menjalani kehidupan. Pabarre Allo yang sarat makna ini, menjadi tanda terhadap harapan dan dukungan terhadap elemen-elemen kehidupan yang positif.

2. Pa’manuk Londong

Makna Simbolisme Tongkonan Toraja Pa’manuk Londong, motif Toraja yang menyrupai Ayam Jantan

Makna Simbolisme Tongkonan Toraja. Bentuknya berupa gambar ayam jantan, mungkin ini juga ya biasa orang mengatakan Ayam Jantan dari Timur, jangan-jangan maknanya tidak jauh beda seperti julukan yang oleh orang Belanda pada Sultan Hasanuddin.

Biasanya beberapa motif Pa’manuk Londong ini digambarkan pada tongkonan pada bagian depannya, berhadap-hadapan dan berdiri di atas lingkaran. Penggambaran sosok ayam jantan yang gagah ini melambangkan kekuatan keperkasaan dan memegang teguh aturan-aturan dalam menjalani kehidupan.

Ayam jantan dalam beberapa motilogi bukan sekedar simbol hewan, tetapi ada yang merepresentasikannya sebagai keberanian untuk memimpin (beberapa kursi kerajaan biasanya berhias ayam jantan) termasuk bertahan dari berbagai tantangan.

Bagi masyarakat Sulawesi Selatan secara umum, melihat ayam jantan yang berkokok pada pagi hari, manandakan bahwa pentingnya menjemput rezky idealnya pada pagi hari.

Dalam tradisi orang Toraja, mengaitkan ayam jantan dengan disiplin waktu, karena kebiasaannya membangunkan dunia kokoknya saat fajar terbit diufuk timur. Sebagian motif tersebut menggambarkan ayam jantan berdiri di bola dunia (ibarat matahari). Penggambaran akan pentingnya kerja keras dan menghargai waktu.

3. Pa’tedong

Makna Simbolisme Tongkonan Toraja. Pa'tedong, motif khas Toraja yang menstilirisasi kepala kerbau.

Motif nampak jelas bahwa bentuknya merupakan stilirisasi dari kepala kerbau. Tedong (kerbau) menurut orang Toraja sebagai hewan yang sakral. Penggambarannya sangat sederhana dengan komposisi yang sangat mudah mengenalnya.

Kerbau melambangkan simbol kemakmuran, kesejahteraan dan kekuatan. Maka tidak jeran jika beberapa upaara tradisi orang Toraja, Kerbau merupakan simbol spiritual yang memberikan kekuatan magis dalam upacara tersebut.

Bahkan harga sebuah kerbau dapat mencapai milyaran rupiah terutama kerbau buleng (motif belang putih) karena kerbau ini sangat langka, dan menjadi ciri khas kerbau dari Toraja.

Makna Simbolisme Tongkonan Toraja Dalam konteks ini, Pa’tedong menjadi manifestasi pada penghormatan nilai-nilai tradisi yang hingga saat ini masih berlaku di Tana Toraja.

4. Pa’tangke lumu’ situru

Motif Pa’tangke lumu’ situru adalah motif yang mengandung makna menjaga keharmonisan dalam keluarga

Makna Simbolisme Tongkonan Toraja. Jika melihat dari ulir dan bentuknya, sangat terlihat jelas bahwa ini adalah ukiran Toraja. Inilah kelebihan dari beberapa karya etnik suku di Indonesia.

Pa’tengke Lumu’ Sirutu merupakan salah satu motif yang memiliki makna simbolik “keharusan keluarga untuk hidup rukun”. Tentu ini menjadi pedoman bagi orang Toraja. Maka tidak heran jika sebagai besar rumah adat Tongkonan jenis ukiran ini selalu menghiasi salah satu ornamennya.

Motif ini tidak sekedar hiasanan dekoratif biasa. Motif ini juga merupakan filosofi hidup yang menekankan pentingnya hidup dalam kebersamaan sosial terutama dalam keluarga. Makanya beberapa rumah Tongkonan itu terdiri dari beberapa keluarga dan dibangun secara berdekatan.

Dalam tradisi Toraja, nilai-nilai semacam ini terus mereka jaga, itulah yang menjadi cerminan dari keharmonisan masyarakat tanah Toraja secara umum.

5. Pa’erong

Jika kita melihat tradisi pemakaman leluhur orang Toraja pasti sangat menarik, bahkan konon beberapa keluarga yang dianggap sudah sukses acara seperti Rambu Solo yakni upacara ritual adat berkaitan dengan kematian membutuhkan dana hinggal milyaran rupiah.

Jadi kalo kita lihat motif Pa’erong ini adalah jenis motif yang merepresentasikan tentang peti mayat sebagai tempat peristirahatan yang terakhir. Namun makna lainnya adalah sebuah harapan spiritual.

Bagi sebagian bear orang Toraja, motif Pa’erong ini melambangkan harapan dan doa agar leluhur yang telah mendahului mereka mendapatkan keberkahan dan memberkahi keluarga yang ditinggalkan.

Motof ini tidak sekedar tradisi, namun simbol yang memberikan makna akan hubungan manusia yang masih hidup di dunia dengan leluhur  mereka. Setiap doa dan penghormatan itulah, bagi orang Toraja menganggapnya untuk mewariskan nilai-nillai luhur yang sudah ada sejak dahulu kala.

6. Pa’ kapu baku

Pa’ kapu baku adalah motif khas Toraja tentang penting manjaga rahasia keluarga.

Motif Pa’kapu Baku merupakan motif khas Toraja yang terinspirasi dari tali penutup bakul.  Simbol yang bermakna akan hubungan yang kuat dan tidak boleh terputus dalam keharmonisan keluarga.

Keluarga harus tetap rukun dan bersatu walaupun berbagai tantangan yang ada dalam kehidupan ini. Bagi orang Toraja keluarga yang bersatu tanpa perpecahan menjadi bagian utama yang harus terus terawat.

Penutup bakul menunjukkan bhawa jika ada aib dalam keluarga tidak boleh diumbar, harus menjadi rahasia dalam keluarga itu, berbeda dengan saat ini, di era medsos, apapun semua diumbar sekalipun itu rahasia atau aib bagi keluarga.

Bagi orang Toraja, motif ini menjadi simbol ikatan dan harapan yang dijaga senantiasa kokoh, harmonis dan saling mendukung, seperti halnya filosofi simpul yang menjaga isi bakul tetap aman dan utuh.

7. Pa’ daun bolu

Motif Pa'daun Bolu adalah motif simbol kesejahteraan

Makna Simbolisme Tongkonan Toraja. Daun sirih adalah jenis tumbuhan yang banyak memberikan manfaat. Demikian halnya Motif Pa’daun Bolu adalah motif yang terinspirasi dari bentuk daun sirih.

Elemen yang sederhana ini tetap memiliki makna yang tinggi dalam kehidupan budaya dan spiritual masyarakat Toraja. Kita ketahui bahwa daun sirih bermanfaat untuk kesehatan sekaligus untuk berbagai upacara adat (hampir sebagian besar adat di Indonesia) menggunakan daun sirih.

Motif Pa’daun Bolu melambangkan harapan dan berkah serta perlindungan dari dewa.  Melalui motif ini yang diukir pada berbagai sudut rumah Tongkonan mengungkapkan doa dan penghormatan. Mereka berharap agar keluarga dan komunitas mereka senantiasa mendapat keberkahan, kedamaian dan kesejahteraan.

8. Pattangki Pattung

Motif Pattangki Pattung, inspirasi dari Tumbuhan Bambu

Makna Simbolisme Tongkonan Toraja. Banyak motif yang digunakan pada Rumah Tongkonan yang menggambarkan tentang lingkungan dan kehidupan mereka. Seperti motif Pattangki Pattung, motif ini terinspirasi dari tempat minuman yang terbuat dari bambu.

Kita ketahui bahwa bambu adalah jenis tanaman yang banyak bermafaat dan sangat berguna. Motif Pattangki pattung ini melambangkan kesederhanaan dalam kehidupan (maksudnya tidak berlebih-lebihan), keberlanjutan dan kebermanfaatan manusia dalam kehidupan ini untuk orang lain.

Bagi orang Toraja, menghormati nilai-nilai alam dan kemanusiaan mengajarkan akan filosofi bambu. Tumbuhan ini kuat, lentur dan bermanfaat dalam berbagai hal. Seharusnya manusia juga demikian, kita harusnya dapat beradaptasi, bekerjasama, dan memberikan manfaat yang besar pada orang lain secara proporsional.

9. Pa’ bungkang Tasik

Motif Pa'bungkang Tasik

Jika dilihat pola motifnya seperti uliran obat nyamuk. Namun motif Pa’bungkang Tasik ini terinspirasi dari bentuk hewan ketam laut (kepiting laut). Menarik juga orang Toraja cara mengstilirisasi suatu bentuk. Bahkan ragam hiasnya menjadi menarik.

Motif Pa’bungkng Tasik ini merepresentasikn hubungan erat antara manusia dan alam. Sebagaimana kita ketahui bahwa daratan dan lautan sebagai alam banyak menyediakan kebermanfaatan dalam kehidupan.

Motif ini juga memberikan makna yang mendalam tentang kekayaan lautan yang banyak memberikan kehidupan bagi manusia.

Bagi masyarakat Toraja, Pa’bungkang Tasik menjadi salah satu jenis simbol motif pada rumah Tongkonan. Penghormatan terhadap laut sebagai pemberi kehidupan. Motif ini mengingatkan pada kita semua pentingnya menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan demi keberlangsungan hidup yang lebih baik.

10. Pa’ lolo Paku

Pa'lolo Paku

Motif pucuk sulur paku pada beberapa daerah sangat popular, mungkin ukiran dan sulur untuk dibuatkan menjadi motif sangat indah. Jadi ini juga yang menjadi inspirasi dari orang Toraja dalam membuat salah satu motif di Rumah Tongkonan.

Motif ini memberikan pesan filosofis yang sangat mendalam, yakni agar setiap manusia lurus dan tulus serta menjaga integritasnya. Dalam kehidupan  kita berharap menjauhi godaan yang negatif atau menjauhi niat buruk kepada orang lain. Pucuk Paku ini selalu tumbuh mengkikuti arah yang benar dan positif, demikian juga harapan dalam kehidupan ini.

Bagi orang Toraja, Pa’lolo Paku menjadi simbolisme pengingat untuk menjaga kesucian hati dan kejujuran dalam menjadi kehiduapn dimana saja. Harapannya kita dapat hidup dengan sesama secara harmoni.