Cangkruk Bareng Bandeng Presto: Ada Rindu di Malam Minggu

posted in: TRADISI | 0
Bagikan ke
Cangkruk Bareng Bandeng Presto: Ada Rindu di Malam Minggu

Cangkruk bareng Bandeng presto kalau di artikan maksud sederhananya adalah kita cangkrkuan sambil makan bandeng presto (gitu aja kok njlimet).

Ada rindu di malam minggu, kata sampiran aja. Biar kelihatan puitis. Bahwa selalu ada yang membuat kangen ngumpul dengan bapak-bapak dan anak mudanya yang pengen rileks karena kesibukan kerja selama seminggu.

Cangkrukan ini sebagai pelepas kepenatan selama lima hari kerja, ngobrol dan diskusi ringan menjadi rutinitas saat kita cangrukan.

Cangkrukan

Posisi di mana bos?” terlihat notifikasi WA saya dari tetangga sebelah rumah “biasa nonton TV om” jawabku singkat. “Ok Siip, malam ini kita makan Bandeng ya” jawabnya dengan emoticon ngangkat jempol dan wajah tertawa. “Ok siap” jawabku singkat juga dengan emoticon jempol.

Selalu saja ada yng menarik, ketika saya pulang ke Gresik, terutama ngumpul dan cangkrukan dengan Warga perumahan. Selalu saja ada rindu yang membisik kalbu karena keramahan dan keakraban warga perumahan BP Kulon Gresik. Terutama teman-teman di RT 4 RW 8.

Walaupun ada yang masih muda, tapi tidak sedikit juga yang saya anggap sudah sepuh. Tapi tetap semangat dan tetap menyempatkan diri untuk berkumpul walaun hanya beberapa jam di tempat yang tersebut.

Karena kalau terlalu larut malam. Terutam yang sudah sepuh (senior)  resiko Encok, masuk angin dan rematik juga harus di kendalikan biasalah faktor “U” juga nggak bisa di bohongin.

Suasana malam minggu itu

Nampak cerah walaupun tidak ada bintang tapi langit nampak segar, nggak hujan seperti hari-hari sebelumnya.

Malam minggu ini sedikit istimewa karena salah seorang pengusaha bandeng menyiapkan masakan untuk santap malam, dengan Bandeng Presto. Dari beberapa tulisan menyebutkan Kelebihan ikan bandeng mengandung vitamin B12 serta asam lemak omega-3 (EPA dan DHA). Bahkan, kandungan omega-3 pada ikan bandeng dapat menjadi pengganti ikan salmon.

Kandungan asam lemak omega-3 dalam ikan bandeng juga dapat meningkatkan kekuatan tulang dan mengatasi radang sendi.

Malam itu, Sajiannya Sederaha saja, bandeng yang di masak presto dengan bumbu sederhana. Sambal tumis tomat dengan sedikit rasa terasi (khas Gresik) dan nasi Hangat. Itu saja menu malam minggu itu.

Namun dalam kesederhanaan itu, tersimpan kehangatan rasa persaudaraan antara warga yang begitu akrab tanpa sekat dan tanpa memikirkan strata ekonomi, sungguh luar  biasa, yang mungkin saja di daerah lainnya jarang kita temuin. Termasuk di bebeberapa perumahan elite, dengan kesibukan pekerjaan yang menjadikan warga perumahan elite susah untuk berkumpul.

Bendeng Presto

Manfaat ikan Bandeng

Buat kamu yang sudah mengenal Kota gresik. Ada tradisi yang sudah ada sejak dulu hingga saat ini, Salah satu kegiatan yang masih di laksanakan hingga saat ini adalah Pasar Bandeng.

Biasanya kegiatan ini di koordinasikan langsung oleh Pemerintah Kabupaten Gresik. Acara ini umumnya di gelar pada malam ke-25 hingga malam terakhir di Bulan Ramadan.

Dalam beberapa tulisan menyebutkan bahwa tradisi ini mulanya di ajarkan Sunan Giri. Agar masyarakat di Gresik dapat memaksimalkan potensi tambak mereka untuk mengangkat perekonomian. Karena kita ketahui di gresik terkenal dengan tambak Ikan Bandengnya.

Cuman acara cangkrukan malam itu, nggak ada kaitanya dengan Pasar Bandeng, hanya kebetulan ada yang nyiapin bandeng presto.

Siapa yang nggak suka sama bandeng presto? Rugi..bener rugi, karena selain rasanya yang nikmat dan gurih banget, buat kamu yang pengen nikmati bandeng yang tulang-tulangnya pada remuk semua seperti habis di gebuki dengan para influencernya tokoh politik.

Hancur dan luluh lantah, kita nggak nemuin tulang-tulang halus pada daging bandeng, jadi bagi kamu yang agak takut makan Bandeng karena durinya yang halus, maka Bandeng Presto bisa menjadi pilihan kamu untuk menikmati gurihnya ikan yang hampir ada di seluruh daerah di Indonesia.

Kandungan EPA dan DHA pada Bandeng Presto juga dapat mencegah terjadinya penggumpalan darah sehingga mencegah serangan jantung koroner. Asam lemak ini juga bersifat hipokolesterolemik yang dapat menurunkan kadar kolesterol.

Nah itu dia nikmatnya, rasanya enak banget, karena bandeng presto yang di sajikan malam itu, masih hangat. Ya jelas aja karena di sajikan dengan panci prestonya, biar lebih meyakinkan bahwa itu bandeng presto.

Nggak selalu harus bandeng presto

Sajiannya sederhana aja bro, sambel tomat dengan sedikit rasa terasi khas Gresik dan nasi hangat plus itu tadi Bandeng presto yang ukurannya agak jumbo (bukan jumbo filmnya kartun yang lagi ngetop sekarang)

Sebenarnya bukan suatu yang istimewa sih, jika malam minggu cangkrukan (itupun hanya seminggu sekali) dengan bapak-babak kemudian ada makan malam dengan lauk bandeng presto. Biasa saja, karena di Perumahan sebelah justru mereka cakrukan di sediakan sate dan lontong.

Jadi bukan makanannya, Bagi saya yang menarik justru pada Cangkrukan “ngumpul Bareng” menu tambahan bandeng preseto hanya kebetulan saja, biasanya hanya di temani dengan teh hangat, kopi hitam atau kue terang bulan (martabak manis)

Tapi itulah kelebihan warga RT 04 RW 08 perumahan BP Kulon, guyub rukun yang masih mereka tradisikan dari dulu hingga saat ini, di tengah berbagai kesibukan warganya. Saya yakin di beberapa perumahan juga tradisi ini sudah biasa

 “Cangkrukan” ala Jawa Timuran

Cangkrukan aala warga RT 04 RW 08 perumahan BP Kulon

Cangkruk (nongkrong) atau orang Jawa Timur lebih akrab menyebutnya cangkrukan (nambah akhiran “an”) merupakan kebiasaan dan menjadi tradisi masyarakat Indonesia pad umumnya (tentu dengan istilah yang berbeda)

Secara umum pengertian Cangruk memiliki makna aktivitas yang beberapa orang dewasa ata remaja di suatu tempat, mereka berkumpul bercerita, bercanda gurau dalam waktu dan suasana tertentu.

Biasanya Cangkruk aktivitasnya di warung kopi, tempat terbuka atau di pos keamanan lingkungan, bisa juga diteras rumah dan lainnya. Cangkruk bagi warga jawa timur juga sudah ada sejak dulu.

Saat ini istilah “cangkruk” lebih di artikan sebagai ngumpul dan nongkrong santai, tema ngobrolnya juga nggak berat-berat, santai aja. Termasuk orang-orang yang ikutan cangkruk juga nggak banyak biasanya antara 4 hingga 10 orang. Lebih banyak di selingi dengan cerita ringan yang membuat tertawa bahagia.

Cangkruk itu nggak mengenal waktu, bisa siang hari atau bahkan malam hari, intinya mereka bertemu dan saling berbagai cerita. Dulu sebelum banyak orang menggunakan HP, cangkruk ini menjadi rutinitas suatu komunitas, namun sekarang ini anak-anak remaja sudah malas cangkruk. Mereka asyik bermain game online dikamar mereka masing-masing.

Inilah yang membuat remaja saat ini yang asyik dengan Gadgetnya tidak bersosialisasi lagi antar mereka. Bahkan mereka lebih menyukai seharian di kamar sambil nonton Netflix atau Ngegame. sambil ngebalas WAG.

Cangkruk identik dengan Laki-laki?

Cangkruk identik dengan Laki-laki?

Benarkah ativitas cangkruan itu dominan di lakukan oleh laki-laki? Bisa ya tapi juga nggak semua bener, karena ketika perempuan yang “cangkruan” kok terdengar kurang pas.

Perempuan yang ngumpul sesama perempan jarang sih di sebut Cangkruk. Paling banter orang nyebut “nongkrong” atau “ngerumpi” itu pendapat saya pribadi.

Jujur, istilah cangkruk ini juga jarang di gunakan anak-anak Gen Z, buat mereka ngumpul bareng teman lebih cocok sambil ngeteh atau ngopi di coffee shop. Entah ini juga trend gaya ngumpul Gen Z yang sudah beda.

Mereka jarang menggunakan kata “cangkrukan” karena lebih identik dengan kegiatan ngumpul dan ngobrol tanpa output yang jelas. Mungkin saja mereka berpikir habis-habisin waktu (lebih identik nyebutnya ngumpul yang nggak produktif). Padahal ketika mereka ngumpul di kafe, itu juga kan namanya Cangrukan hanya beda tempat (mungkin terlihat lebih kereen)

Bisa jadi, istilah cangkruk ini lebih popular di kalangan laki-laki dewasa. Atau jika ada perempuan yang ikut minimal lebih banyak laki-lakinya. Pada tempat lainnya misalkan di jawa tengah orang menyebutnya ngangkring atau angkringan.

Jika di bandingkan antara cangkruk dengan kumpul-kumpul sambil ngobrol dan makan atau minuman ala kadarnya jadi kalau sudah ada makanan yang lengkap dengan berbagai menu. Saya rasa kurang tepat di sebut sebagai cangkrukan.

Buat kita yang sibuk dengan kagiatan di kantor, sempatkanlah untuk Cangkruk dengan sesama warga perumahan, tradisi cangkrukan ini bisa menjadi terapi kesehatan, keakraban sesama warga, walaupun sudah ada WAG, tapi bedalah kalau ketemuan sambil ketawa-ketiwi dan cerita yang dapat menghibur.

Kalaupun ada Bandeng prestonya alhamdulillah, nggak ada juga nggak apa-apa, mimimal ada martabak telor dan kopi hitamnya.


Pengulas: Baso Marannu (pemerhati seni kerajinan Indonesia) owner pengembang website www.ragamhiasindonesia.id. saat ini sebagai peneliti Ahli Madya pada Pusat Riset Khazanah Keagamaan dan Peradaban – BRIN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *