Mistifikasi Ragam Hias Flora: Strategi Storynomic Tourism

Mistifikasi ragam hias flora, kedengarannya unik dan menarik untuk kita ulas berkaitan dengan peningkatan kunjungan wisata ke suatu daerah, memang ada hubungannya?

Jika selama ini kita menganggap bahwa karya seni rupa yang berkaitan dengan ragam hias selalu identik dengan keindahan dan kesenangan atau estetika.

Apakah mungkin ragam hias mengandung makna yang mistis atau horor? ternyata ada juga orang yang suka karya seni rupa yang mengandung makna mistis.

Ada beberapa hasil karya seni rupa yang memiliki ragam hias, justru hiasannya dengan berbagi ornamen yang klasik dan etnik, mengesankan pada mistis, perhatikan karya jaman klasik!

Selama ini kita mengartikan mistis itu pada suatu benda yang bertuah, atau tempat yang menurut masyarakat setempat ada roh-roh yang mendiaminya, bagaimana dengan karya kontemporer?

Bisa jadi mekna misti itu terulang kembali, manakala srtaegi ini menjadi bagian dari mengangkat karya seni rupa lokal tradisioanl yang etnik.

Bahkan makna dasar dari kamus Oxford itu, juga dalam kamus Cambridge., berkaita dengan mistis.

Menyebutkan bahwa sesuatu yang mengalami mistifikasi adalah sesuatu hal yang tidak mungkin bisa paham atau mengerti oleh orang lain (the impossible to understand).

Apakah mungkin sebuah ragam hias yang melekat pada suatu benda akan memiliki nilai mistis yang justru membuat orang penasaran, ini salah satu strategi pemasaran!

Pada bagian inilah saya mencoba untuk menguraikan seberapa besar orang yang mengunjungi sebuah destinasi yang kaitannya dengan cerita mistis atau storynomic tentang bentuk ragam hias suatu daerah.

Motif Pohon Waringin

Ragam hias flora atau yang mengambil ide dari tumbuhan biasanya berkaitan dengan tumbuhan yang keramat, misalkan saja motif pohon beringin.

Konon di beberapa daerah ragam hias yang mengangkat tema pohon waringin atau beringin memiliki makna tertentu.

Memang sudah menjadi pohon yang keramat dan sakral dulunya bagi penganut animisme dan dinamisme.

Pohon ini kepercayaan masyarakat sebagai tempat bersemayamnya kekuatan ghaib yang bisa mengabulkan segala permohonan manusia.

Sehingga pada motif beringin membuat para pengrajinnya terkadang memistiskannya dan menganggap memiliki kekuatan magis.

Kendati mistis, pohon beringin sebenarnya juga punya makna lain yang jauh dari unsur mistis. Pohon beringin juga sebagai pohon hayat yang merupakan lambang dari kehidupan dan penghidupan. Umat Hindu percaya bahwa pohon hayat merupakan pohon surga dan mencerminkan suatu tatanan lingkungan yang seimbang.

Kaitannya dengan storynomic, jika saat ini para konten kreator mengemasnya secara visual, justru membuat ragam hias tersebut semakin menarik termasuk mengaitkannya dengan cerita mistisnya.

Jika pohon beringin yang biasa kita jumpai pada beberapa sudut jalan atau daerah dengan bentuknya yang besar dan akar-akar yang menjuntai, ekspresi karya para pengrajin justru membuatnya menarik dan estetis.

Tantangan strategi pemasaran karya pengrajin lokal dapat mengoptimalkan konsep strorynomic ini untuk mengangkat citra karya ragam hias Indonesia

Motif Pohon Ara

Pohon Ara atau Tin adalah pohon yang sudah terkenal lama sebagai pohon penghasil buah yang kaya khasiat untuk berbagai jenis penyakit.

Pada karya ragam hias, motif pohon ara kerap kali menjadi desain yang menarik dan estetis.

Apalagi rancangan motifnya menggabungkan dengan ranting yang berpadu komposisi dengan daun-dau kecil, membuat ragam hias dasar dari pohon ara semakin menarik

Melansir Lindungi Hutan, pohon ara erat kaitannya dengan berbagai agama. Hampir semua agama mayoritas menyinggung nama pohon ini.

Jadi tidak heran jika penerapan pohon Ara untuk berbagai ragam hias sangat menarik, inilah kesempatan pengrjin lokal untuk mengemasnya lebih menarik.

Dari pohon ini mengimplementasikannya dalam bentuk motif Ara dengan berbagai ornamen tambahan pada ragam hias termasuk cerita-cerita tentang pohon Ara menambah mistisnya karya tersebut.

Tdak disa dipungkiri saat ini, bahwa peran storynomic dalam memperkenalkan seni lokal tradisional masih sangat ampuh.

Mistifikasi motif Pohon Kepuh

Pohon kepuh memiliki penampilan yang tinggi, besar, dan cabang yang banyak. Biasanya, ia banyak temukannya di tempat-tempat sepi yang terkesan angker. Karena itu, kehadiran pohon kepuh memiliki aura mistis dan seram.

Jangan heran jika motif pohon kepuh ini pada sebagian masyarakat mengaggapnya sebagai  hal yang mistis.

Konon katanya motif ini banyak menjumpainya pada ornamen rumah klasik yang menginginkan perlindungan dari lingkungan sekitarnya

Pohon Kepuh tidak hanya menarik perhatian karena ciri morfologinya yang unik. Keberadaannya sering mengaitkannya dengan mitos dan cerita rakyat setempat. Salah satu mitos tentang Pohon Kepuh adalah kepercayaan sebagian masyarakat bahwa pohon ini sebagai rumah bagi makhluk gaib, terutama Gendruwo.

Gendruwo, menurut mitos Jawa, adalah makhluk gaib yang memiliki kekuatan supranatural. Genderuwo ceritanya mempunyai tubuh yang besar dan berwarna hitam. Keberadaan pohon kepuh raksasa sering identik sebagai rumah bagi makhluk ghaib ini.

Mitos ini akhirnya memberikan nuansa misterius pada pohon kepuh, kesemptan untuk menrapkan storynomic juga menjadi bagian yang perlu pengembangan labih lanjut.

Masyarakat meyakini bahwa pohon tidak hanya sebagai entitas alam biasa tetapi juga menjadi perbatasan antara dunia manusia dan dunia gaib, bagaimana anda tertarik mengemas ragam hias ini?

Mistifikasi motif Pohon Taru

Kalau kamu pernah berkunjung ke Desa Trunyan, Bali, pasti kamu familiar dengan pohon yang satu ini. Pohon ini memiliki kekuatan ajaib dapat menghilangkan aroma mayat.

Bagaimana jika bentuk pohon ini menjadi bagian dari ragam hias sebuah kerajinan? tentu menarik bukan?

Masyarakat Desa Trunyan memiliki tradisi pemakaman yang unik bernama mepasah. Orang yang meninggal tidak dikubur, dikremasi, atau dibakar, melainkan hanya diletakkan di tanah dan dibiarkan membusuk di ruang terbuka. Tapi bau busuk tak akan tercium. Sebab, pohon taru menyan akan menetralisir baunya

Konsep storynomic akan menjadi strategi ampuh jika ragam hias mengambil ide dari pohon trunyam, saya yakin orang Bali sudah menrapkan hal ini dalam karyanya!

Motif Bunga Melati

Mistifikasi Bunga melati memang tak termasuk dalam jenis pohon. Namun sosoknya tak lepas dari unsur mistis.

Jadi jangan heran untuk beberapa ragam hias yang merupakan stilirisasi dari Bunga melati sendiri karena banyak digunakan dalam kegiatan spiritual terutama masyarakat Jawa.

Bunga melati pada umumnya ketika kita ingin nyekar pada pemakaman, bunga ini menjadi bagian penting yang menyertai selain bunga mawar merah

Menurut cerita, jika kita mencium aroma melati berarti ada makhluk halus di dekat kita, inilah dasar mengapa motif melati untuk sebagian pengrajin selalu menghubngkannya dengan hal-hal yang ghaib.

Bahkan ada sebagian masyarakat percaya jika kita menanam melati di depan rumah, maka itu akan jadi penarik makhluk-makhluk halus.

Storynomic mistifikasi ragam hias suku etnik

Tentu ini semua ini tidak dapat dibuktikan secara ilmah, namun bagi masyarakat tradisional atau suku-suku etnik dipedalaman menjadi hal yang biasa dalam kehiduan mereka.

Suku dayak di pedalaman kalimantan membuat ornamen rumah atau pakaian mereka tidak sembarangan, beberapa motif tumbuhan bagi mereka sangatlah sakral.

Demikian halnya dengan istilah storynomic pada pariwisata daerah saat ini yang semakin popular.

Singkatnya, storynomics tourism adalah pendekatan pariwisata yang mengedepankan narasi, konten kreatif, living culture, dan menggunakan kekuatan budaya sebagai DNA destinasi.

Dengan kata lain, storynomic tourism adalah mengemas keindahan pesona Indonesia dalam sebuah cerita yang menarik

Termasuk keindahan ragam hias yang memiliki makna mistis.

Sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara mengunjungi Indonesia.

Setiap destinasi wisata di Indonesia memiliki warisan historis, geologis, hingga geografis yang berbeda-beda.

Keunikan inilah yang akan menjadi nilai tambah dalam mempromosikan Indonesia melalui storynomics tourism untuk krya ragam hias Indonesia.